Jatuh cinta ??

Orang jatuh cinta adalah perasaan terdalam dan membuat hati termenung “Mengapa aku bahagia bersama dia”. Saya Bintang mungkin memang bukan pujangga cinta yang dapat membuat kata-kata penakluk hati alias rayuan gombal.

Tapi saya cukup tahu mengapa itu terjadi?

Pada artikel cinta ini saya sedang tidak berbicara kesalahan cinta yang harus dihindari, Tapi adalah lebih menekankan kenapa kita jatuh cinta. Mengapa pria jatuh cinta dan mengapa wanita jatuh cinta.

Sebelumnya kita bahas saja dahulu perbedaan dasar antara sifat wanita dan sifat pria. Karena ini saling berhubungan dan supaya artikel ini terlihat lebih keren :

Sifat Wanita itu memiliki kecenderungan untuk saling sayang menyayangi, lebih diperhatikan, terlihat lebih cantik, suka berlindung(Ini kenapa wanita suka dipeluk), dsb.
Sedangkan…

Sifat pria itu adalah ingin tekenal, berkuasa, dominan terhadap pasangannya, suka memaksa dan melindungi daerah kekusaannya( dalam dunaia modern bisa pekerjaan, prestasi dsb).

Saat wanita ditanya , mengapa dia jatuh cinta. Dia juga tidak akan bisa menjawabnya. Paling-paling juga ngeles karena cocok, cinta, seneng, happy! halah itu omong kosong untuk menutupi ketidaktahuannya mengapa dia jatuh cinta. Mengapa? Karena Jatuh cinta adalah perasaan yang tidak dapat dikendalikan dan terjadi begitu saja.

Dengan kata lain ini adalah masalah naluri.

Seganteng apapun anda sebagai seorang lelaki, jika si wanita tidak ada naluri cinta terhadap anda ya percuma aja. Tapi tidak jika si wanita jatuh cinta…Sehebat apapun dia berusaha melawan jatuh cinta, itu hanya akan membuat tubuh, pikiran dan hatinya menjadi tersiksa. Yang bisa dilakukan wanita yang sedang jatuh cinta adalah terus mencintai kekasih prianya. Begitu juga halnya yang terjadi jika pria jatuh cinta.

Nah!

Menurut penelitian 80% wanita mengambil keputusan berdasarkan emosi. Terbalik dengan pria yang mengambil keputusan berdasar logika sebanyak 80%. Itulah kenapa wanita tidak tertarik terhadap sifat pria yang berusaha merayu menggunakan logika.

Maksudnya begini….. adalah hal konyol jika anda membelikan wanita dengan perhiasan mahal, sepatu seharga ratusan dollar, atau selalu memujinya berlebihan. Dan berharap dengan segudang kebaikan itu membuat wanita jatuh cinta. Itu hanya akan membuat si pria jatuh cinta berlebihan tapi akan semakin mengecilkan kesempatan anda(pria) bersamanya.

Itu sama saja menyamakan cinta dengan uang. Cinta bagi seorang wanita bukanlah logika, melainkan perasaan(emosi). Jika ingin membuat wanita jatuh cinta…selalu pegang teguh hal ini : Pria yang selalu memutuskan, memuji wanita lalu mengejeknya sedikit, Selalu beri perhatian sedikit demi sedikit, sedikit bersifat egois. Nggak Percaya ini akan membuat

KEKERASAN DALAM KELUARGA MASYARAKAT BATAK

I. Pengantar.

Kekerasan dalam keluarga sebenarnya adalah masalah global. Kekerasan keluarga ialah tindakan yang dilakukan oleh anggota keluarga terhadap anggota keluarga lainnya. Kekerasan ini hampir terjadi pada semua keluarga dalam tingkatan ekonomi atau sosial apapun. Perbedaannya, hanya dalam bentuk kekerasan itu sendiri. Akan tetapi, dalam kesempatan ini, pembicaraan akan kita fokuskan pada Kekerasan dalam Keluarga Masyarakat Batak.

Masyarakat Batak terdiri dari 6 (enam) kelompok, yaitu: Batak Toba; Batak Angkola Mandailing; Batak Simalungun; Batak Karo; Batak Pakpak Dairi. Dalam pembicaraan ini, kita akan menjadikan Keluarga Masyarakat Batak Toba sebagai contoh.


II. Nilai-nilai budaya dalam masyarakat Batak Toba.


Budaya Masyarakat Batak (dan sebagian besar masyarakat Indonesia) menganut sistem ”Patriarkhi”, yaitu mengikut garis marga laki-laki atau bapak. Oleh sebab itu, dalam masyarakat yang menganut Sistem Patriarkhi, laki-laki dipandang lebih penting, lebih utama dan lebih berharga dibanding perempuan.


Marga dan Dalihan Natolu : yaitu hubungan antara ”lineage” (silsilah) yang berasal dari kelompok kekerabatan tertentu dalam satu ”clan” (marga). Ini merupakan akar dari budaya Batak Toba, yaitu sistem kekerabatan patrilineal dan mengikat anggota-anggotanya dalam hubungan ”triadik” (tiga serangkai). Dalam hubungan dengan orang lain, orang Batak menempatkan dirinya dalam susunan ”dalihan na tolu” tersebut, sehingga mereka selalu dapat mencari kemungkinan adanya hubungan kekerabatan di antara sesamanya (martutur/martarombo). Peta geneologis dan sejarah orang Batak hanya dapat ditelusuri melalui garis laki-laki.

Hamoraon (kekayaan), Hagabeon (banyak keturunan), Hasangapon (kemuliaan): yaitu nilai-nilai yang utama dan yang selalu didambakan dan diusahakan oleh masyarakat Batak

Warisan: Hak Warisan hanya dimiliki oleh anak laki-laki. Hak perempuan dalam warisan terbatas hanya pada hak meminta, bukan hak waris. Misalnya meminta ”indahan arian” (makanan sehari-hari untuk anak-anaknya). Kalau ada orang tua yang membagi hartanya untuk anak perempuan, itu adalah pemberian, bukan hak warisan.

Sinamot (mas kawin) atau tuhor (beli): adalah pemberian oleh pihak pengantin laki-laki kepada pihak pengantin perempuan, dapat berupa barang atau uang.


III. Kekerasan.

Pengertian.


Untuk mengertikan istilah ”kekerasan”, maka saya mengutip dari teks regulasi yang ada di Indonesia. Pertama, UU No 5/98 tentang pengesahan konvensi menentang penyiksaan. Dalam pasal 1 disebutkan: ”kekerasan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat, baik jasmani maupun rohani”. Kedua, deklarasi penghapusan kekerasan terhadap perempuan yang telah diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 20 Desember 1993. Dalam pasal 1 disebutkan:”Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan berdasarkan perbedaan jenis kelamin yang berakibat atau mungkin berakibat kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis”.

Kekerasan Dalam Keluarga.
Mengapa anggota Keluarga melakukan kekerasan terhadap anggota keluarga lainnya?. Ada beberapa faktor penyebabnya, yaitu:


*



Tindakan kekerasan adalah perilaku yang ditiru. Orang yang melakukan kekerasan, biasanya karena sering menyaksikan kekerasan atau mengalami kekerasan pada waktu kecil (violence is a learned behaviour).

*


Keinginan berkuasa. Ada yang melihat bahwa kekerasan adalah salah satu cara untuk memperoleh kontrol atas keluarga.

*


Perasaan rendah diri (low self-esteem). Orang yang merasa dirinya kurang berharga sering melakukan kekerasan supaya merasa menjadi orang penting.

*


Pengaruh Alkohol. Pengaruh alkohol sangat umum sebagai penyebab kekerasan dalam keluarga.

*


Masalah mental atau emosional. Orang yang melakukan kekerasan kemungkinan besar adalah akibat dari masalah mental atau emotional (yang tidak terdiagnosa).


Sasaran Kekerasan dalam Keluarga.
a. Kekerasan Terhadap Anak-anak.

Beberapa contoh bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak-anak yang dilakukan oleh orang Tua anak-anak itu sendiri atau oleh orang dewasa dalam keluarga masyarakat Batak Toba dapat kita lihat sbb:


*



Kekerasan fisik (Physical Abuse): Misalnya, dengan memukul.

*


Kekerasan seksual (Sexual Abuse): Misalnya, dengan perkosaan, ”incest”.

*


Kekerasan verbal (Verbal Abuse): Misalnya, dengan membentak, menggunakan kata-kata kasar.

*


Kekerasan emotional (Emotional Abuse):Misalnya, dengan menghina, mengganggu, mengancam.

*


Kekerasan dengan tidak mengghiraukan (Neglect): Misalnya, tidak memberi kebutuhan fisik dan emotional anak.

*


Kekerasan dengan memperkejakan (Child Labour): Misalnya, dengan memaksa anak untuk bekerja membantu memenuhi kebutuhan keluarga.


Mengapa Orang Tua melakukan kekerasan terhadap anak-anaknya?.

Orang tua yang melakukan kekerasan terhap anak-anaknya, biasanya disebabkan oleh hal-hal berikut:


*



Orang tua yang kurang ”matang” (rapuh). Ada beberapa orang tua yang sangat mudah frustrasi atau bersedih karena masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari.

*


Orang tua yang mengharapkan sesuatu yang tidak masuk akal dari anak-anaknya. Ada beberapa orang tua yang tidak mengerti apa yang dapat dan yang tidak dapat dikerjakan oleh anak-anaknnya. Jika anak-anak melakukan sesuatu dan tidak sesuai dengan harapan mereka, maka anak-anak dianggab berberilaku salah (misbehaving).

*


Orang tua yang kurang memiliki keterampilan (keahlian). Ada beberapa orang Tua, karena kurang memiliki keterampilan atau keahlian, tidak sanggub memenuhi kebutuhan anak-anaknya; karena itu mereka merasa bersalah, dan perasaan bersalah ini dilampiaskan kepada anak-anaknya.

*


Orang tua yang menghadapi masalah keuangan. Ada beberapa orang Tua yang menyalahkan anak-anaknya atas masalah keuangan yang mereka hadapi atau melampiaskan rasa frustrasinya kepada anak-anaknya.


b. Kekerasan Terhadap Perempuan.

Kekerasan terhadap perempuan dalam keluarga Batak Toba pada dasarnya datang dari suami perempuan itu sendiri. Suami yang melakukan kekerasan terhadap isterinya sering membela diri dengan mengatakan: bahwa dia melakukan kekerasan itu adalah akibat dari kesalahan isterinya sendiri, atau karena dia sedang menghadapi masalah dalam pekerjaan, atau karena cemburu...atau berkata:”bahwa dia sebenarnya tidak bemaksud menyakiti istrinya. Akan tetapi, dia sering mengulangi melakukan kekerasan terhadap isterinya, bahkan lebih buruk, walaupun dia telah berjanji tidak akan melakukannya lagi. Beberapa contoh bentuk-bentuk kekerasan yang dilakukan oleh Suami terhadap Isterinya (KDRT) dapat kita lihat sbb:

Kekerasan fisik: Adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat. Kekerasan ini dilakukan dalam bentuk-bentuk sbb.

Tamparan, jambak, tendangan, merusak benda-benda milik istri, meludahi.

Membiarkan istri bekerja terus-menerus sampai menimbulkan sakit fisik, tidak memperhatikan kesehatan istri, memaksa istri menggunakan alat kontrasepsi yang walaupun tidak cocok sehingga menimbulkan penyakit.

Kekerasan seksual: Adalah pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkungan rumah tangga tersebut; atau terhadap salah seorang dalam lingkungan rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu. Kekerasan ini dilakukan dalam bentuk-bentuk sbb.

1. Isteri harus melayani suami meskipun belum masa nifas (40 hari setelah melahirkan) dan atau dipaksa melayani suami pada masa haid.

2. Memaksakan keinginan berhubungan seksual, memaksakan selera sendiri, menyiksa sebelum berhubungan seks, tidak memperhatikan kepuasan istri.

3. Kekerasan psikis: Adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang. Kekerasan ini dilakukan dalam bentuk-bentuk sbb.


*



Dimaki, dicela, dihina, dibanding-bandingkan, dipermalukan, diberikan istilah yang membuat istri tersinggung.

*


Tidak membiarkan istri menjadi dirinya sendiri.

*


Tidak diajak berdiskusi dalam pengambilan keputusan keluarga.

*


Tidak mempercayai istri mengelola keuangan keluarga.

*


Suami mengutamakan keluarganya (pihaknya) saja.

*


Campur tangan keluarga pihak suami yang terlampau besar.

*


Suami selingkuh atau kawin lagi dengan perempuan lain.

*


Suami malu membawa istri ke tempat umum.


Kekerasan Dalam Keluarga (KDRT) yang dialami oleh isteri, biasanya tidak diceritakan kepada orang lain, karena hal itu akan memalukan bukan hanya suami, tapi juga korban dan seluruh keluarganya. Di samping itu, apabila istri menceritakan perihal kekerasan yang dialaminya kepada orang lain, dan apabila hal itu diketahui oleh suaminya, maka dia akan menerima perlakuan kekerasan lagi dari suaminya.

Mengapa Suami melakukan kekerasan terhadap Istrinya?.

Suami yang melakukan kekerasan terhadap isterinya biasanya disebabkan oleh hal-hal berikut:

1. Faktor budaya.

Setidaknya ada 4 faktor budaya yang mendorong suami melakukan kekerasan terhadap isterinya. Pertama, Budaya masyarakat Batak Toba yang menganut sistem patriarkhat, mengajarkan bahwa perempuan adalah “pardijabu” (orang rumah). Sebagai orang rumah, maka perempuan bertanggung jawab untuk melakukan segala pekerjaan di rumah. Suami tidak mau melakukan pekerjaan rumah tangga, karena menganggab bahwa pekerjaan itu hanya pekerjaan perempuan dan itu bisa menurunkan harga diri suami. Pada akhirnya, suami dan isteri sama-sama takut pada kemungkin an komentar tetangga yang mengatakan si suami di bawah kontrol si istri. Kedua, dalam masyarakat Batak Toba dikenal istilah “tuhor” (mas kawin). Laki-laki atau Si Suami “membeli” perempuan untuk menjadi isterinya, seolah-olah membeli barang. Dengan demikian, si isteri dapat diperlakukan dengan sesuka hati oleh si suami. Ketiga, prinsip “dalihan natolu”: Somba marhulahula, elek marboru, manat madongan tubu. Dalam praktek, sering ditekankan ”somba marhulahula” yang diartikan ”boru” (pihak permpuan) harus melayani hulahula seperti ”allah yang kelihatan” sumber berkat. Ke empat, laki-laki adalah raja dan perempuan adalah boru ni raja. Ini menyatakan bahwa laki-laki berhak mengambil keputusan, termasuk keputusan yang berkenaan dengan boru ni raja itu sendiri. Sesuai dengan fungsi ini, maka laki-laki adalah ”parhata” (pengambil keputusan) dan perempuan adalah ”parhobas” (pelayan) dalam setiap kegiatan kekerabatan keluarga. Akibatnya, suami memiliki perasaan superior yang ingin berkuasa dan mengatur keluarganya dengan sikap yang kaku.

2. Penafsiran Alkitab yang salah.

Dalam kesempatan ini, saya akan mengambil tiga nats Alkitab yang sering ditafsirkan secara salah, sehingga merendahkan martabat perempuan.

Pertama, Efesus 5:23. Perintah ”tunduk kepada suami” dalam nats ini sering ditafsirkan lepas dari konteksnya, sehingga ”tunduk kepada suami” sering diartikan menjadi ”tunduk kepada laki-laki”.

Kedua, Kejadian 2:18. Istilah ”penolong baginya” dalam nats ini sering diartikan menjadi ”pembantu” atau ”pelayan” bagi laki-laki.

Ketiga, Kejadian 2:21-22. Sebutan ” dari rusuk laki-laki, dibangun-Nyalah seorang perempuan” sering diartikan bahwa perempuan itu berasal dari laki-laki. Kalau tidak ada laki-laki, maka tidak ada perempuan. Laki-laki yang terdahulu dan perempuan belakangan.

3. Cara pandang yang berbeda antara suami-isteri terhadap hal-hal tertentu.

4. Komunikasi yang tidak baik antara suami-isteri.

5. Perasaan suami yang tidak puas terhadap keadaan fisik isterinya (mis. Terlalu gemuk, dsb).

6. Kurangnya pendapatan keluarga karena suami tidak memiliki pekerjaan atau karena suami tidak dapat memberi nafkah keluarga sehari-hari.

Apakah pengaruh KDRT yang dialimi oleh isteri terhadap anak-anaknya?

Sesungguhnya, anak-anak dalam keluarga lebih menderita atas kekerasan yang dialami oleh ibunya dalam keluarga.

Anak-anak sering mengalami “rendah diri” (suffer low self-esteem), dipressi, stress disorders, susah mengontrol diri (poor impulse control) dan merasa tidak berdaya (feelings of powerless). Mereka sangat riskan menjadi alkoholik, memakai oba-obat terlarang (drug abuse), sexual acting out, running away, mengisolasi diri, takut, bahkan melakukan tindakan bunuh diri.

Anak-anak yang ibunya mengalami kekerasan merasa bersalah karena mereka menyaksikan ibunya yang lemah, sementara mereka tidak dapat berbuat apa-apa untuk menyelamatkannya.

c. Kekerasan Terhadap Orang Tua Usia Lanjut.

Kekerasan terhadap orang tua yang tidak dapat bekerja sendiri lagi untuk menopang hidupnya, juga sering terjadi dari anak-anak atau cucu-cucunya dalam keluarga. Bentuk-bentuk kekerasan yang mereka terima, a.l. ialah:


*



Kurang diperdulikan dan diisolasi.

*


Kekerasan melalui kata-kata (verbal abuse).

*


Tidak menerima perawatan atau pengobatan yang memadai.

*


Penyalahgunaan uangnya (mis. Uang pensiun, bantuan dari anak-anaknya yang lain) oleh anak-anaknya.


4. Mengapa Kekerasan Terus Terjadi Dalam Keluarga?.
Berlangsungnya kekerasan secara terus-menerus di dalam Keluarga pada umumnya disebabkan oleh pelaku dan penderita kekerasan tidak dapat merobahnya. Hal ini terjadi karena berbagai hal, misalnya:


1.



Mereka gagal mencari alternatif. Isteri dan anak-anak tergantung kepada si pelaku kekerasan.

2.


Penderita kekerasan (isteri dan anak-anak) takut akan menerima kekerasan yang lebih parah atau akan kehilangan keluarganya apabila mereka mencari bantuan orang lain.

3.


Mereka masih saling mencintai dalam anggota keluarga itu. Masih ada saat bahagia dalam keluarga itu. Maka penderita kekerasan memilih untuk menderita dari pada bercerai. Di samping itu, perceraian dianggab suatu aib dalam keluarga ke dua belah pihak (suami dan isteri).

4.


Isteri takut memberitahukan kekerasan yang dideritanya karena akan memalukan tidak hanya suami, tetapi juga korban dan seluruh keluarganya.

5.


Kegagalan perlindungan. Aparat keamanan masih belum memperhatikan dengan serius perlindungan terhadap orang-orang (isteri dan anak-anak) yang mengalami kekerasan dalam keluarganya.

6.


Anggota keluarga belum mengetahui ke mana mereka harus mencari pertolongan.

7.


Pelaku kekerasan tidak mengetahui bahwa mereka dapat belajar mengekspressikan perasaan mereka dengan cara-cara yang lebih positif.


Kesimpulan.

KDRT berakar dari budaya dan agama yang bias gender. Disadari atau tidak, dalam masyarakat yang menganut sistem patriarkhat, KDRT didukung, bahkan dianggap sebagai bahagian dari kehidupan Rumah Tangga, dan oleh karena itu dianggap normal.

Di dalam masyarakat Batak Toba, KDRT (sering) dianggab sebagai masalah pribadi, tidak perlu dicampuri oleh orang lain. Oleh sebab itu, tidak begitu diperhatikan, didiamkan, bahkan dianjurkan untuk selalu dimaafkan demi budaya (adat) dan agama.

KDRT adalah musibah bagi isteri, ibu dan anak perempuan yang mengalami kekerasan. KDRT mencabut martabat dan hak kebutuhan dasar mereka sebagai manusia. KDRT mengakibatkan perasaan trauma bagi anak-anak yang hidup dalam keluarga itu, karena menyaksikan berlangsungnya kekerasan atau menjadi objek berbagai bentuk kekerasan.

KDRT bukanlah masalah pribadi. KDRT adalah masalah kita bersama yang harus kita perangi..


http://binawargahki.blogspot.com

PAHAM MATERIALISME

MATERIALISME

Materialisme merupakan salah satu aliran dalam dunia filsafat. Materialisme adalah aliran yang memandang bahwa segala sesuatu adalah relitas, dan realitas seluruhnya adalah materi belaka. Kenyataan bersifat material dipandang bahwa segala sesuatu yang hendak dikatakannya adalah berasal dari materi dan berakhir dengan materi atau berasal dari gejala yang bersangkutan dengan materi. Tokoh aliran materialisme adalah Ludwig Freuerbach (1804-1872). Menurtnya hanya alamlah yang ada, manusia juga termasuk alam.
Kaum materialis mengingkari adanya the ultimate nature of reality (realitas tertinggi atau Yang Mutlak). Mereka menganggap bahwa doktrin alam semesta yang digambarkan oleh sains merupakan materialisme sederhana. Kaum materialis berpendapat bahwa para filosof tidak dapat menambah, dalam arti memperbaiki pengertian materi yang bersifat deskripif yang diberikan oleh para ilmuwan pada masa hidupnya.


ALIRAN-ALIRAN DALAM MATERIALISME

Aliran-aliran dalam materialisme yang dimaksud disini adalah bahwa kaum materialis tidak seluruhnya dari dulu sampai sekarang dalam satu konsep pendapat yang tetap. Namun mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Adapun aliran-aliran dalam materialisme adalah:
1.Materialisme Lama
Adalah aliran dalam materialisme yang lebih dulu muncul. Aliran ini berpendapat bahwa alam adalah unsur yang terbentuk dari atom materi yang berada sendiri dan bergerak. Aliran ini juga menggunakan energisme, yakni mengembalikan segala bentuk sesuatu pada energi. Mereka juga berpendapat bahwa manusia sama halnya seperti kayu dan batu. Tapi di sini bukan mereka berpendapat bawa manusia sama dengan kayu dan batu, namun pada akhirnya senua adalah materi, hanya materi.
2.Materialisme Modern
Adalah aliran yang lebih modern, yang dalam beberapa hal tidak sesuai dengan pendapat para pendahulunya. Aliran ini berpendapat bahwa alam (universe) merupakan kesatuan material yang tak terbatas. Alam, termasuk di dalamnya segala materi dan energi selalu ada dan akan tetap ada. Dan alam (world) adalah realitas yang keras, dapat disentuh, material, objektif, yang dapat diketahui manusia. Materialisme juga mengatakan bahwa jiwa (self) ada setelah materi, jadi psikis manusia merupakan salah satu gejala dari materi yang ada.
3.Materilisme Dialektis/Historis
Materialisme aliran ini adalah aliran atau ajaran dari Karl Marx (1818-1883), sehingga aliran ini juga sering disebut dengan aliran Marxisme. Adapun pokok-pokok ajaran aliran ini adalah:
1.Teori materialisme historis.
2.Perjuangan kelas (class struggle)
3.Teori nilai dan teori lebih
Adapun disebut dengan Materialisme Historis, karena menurut teorinya arah yang ditempuh oleh sejarah sama sekali ditentukan oleh perkembangan sarana-sarana produksi yang materiil. Marx berkeyakinan bahwa arah sejarah manusia akan manuju pada satu arah yakni komunisme. Dengan kata lain segala kepemilikan pribadi akan diganti dengan kepemilikan bersama. Fase sejarah seperti ini mutlak terjadi, oleh karena itu perjuangan kelas adalah hal utama yang perlu dilakukan.
Sedangkan yang dimaksud dengan aliran Materialisme Dialektik adalah falsafah karl marx bahwa keadaan peristiwa kehidupan akan berubah, seperti layaknya benih pohon yang akan berusaha berubah wujud menjadi pohon. Dalam hal ini marx mengemukakan teori Tese, Antitese, dan Sintese. Tese adalah keadaan awal, dimana manusia hidup pada komunitas asli tanpa pertentangan kelas. Lalu antitese, diman mulai muncul kelas kaum kapitalis dan kaum proletar, maka timbul krisis yang hebat dimana pada akhirnya kaum proletar bersatu untuk mengadakan revolusi. Selanjutnya terjadilah masyarakat tanpa kelas, dimana produksi menjadi hak milik bersama atau negara.

DASAR PEMIKIRAN KAUM MATERIALIS

1.Bersifat Empirisme, yakni memahami segala sesuatu atas dasar akal dan indera saja.
2.Bersifat Naturalisme, yakni semua adalah alamiah.
3.Alam merupakan semesta yang bersifat abadi dan sebagai keseluruhan tidak terarah secara lurus kepada satu tujuan tertentu.
4.Jiwa merupakan gejala dari materi.
5.Semua perubahan yang terjadi bersifat kepastian semata.
6.Substansi-substansi materi merupakan penyusun utama sebuah materi dalam hal ini adalah atom.


BANTAHAN TERHADAP ALIRAN MATERIALISME

Aliran materilisme ternyata juga mendapatkan banyak bantahan dari aliran-aliran lain, diantaranya adalah:
Re Le Sene, seorang tokoh eksentialisme, berpendapat bahwa aliran materialisme tidak mencakup keseluruhan. Dia mengatakan bahwa aliran materialisme bersifat detotalisasi artinya mengingkari manusia secara total, dia berpendapat bahwa yang terpenting bagi manusia adalah usaha, bukan hanya akalnya.
Para ilmuwan modern, berpendapat bahwa materialisme mengingkari faktor penting dalam kehidupan, misalnya cinta dan kebaikan. Karena kadua faktor ini juga merupakan faktor penting dalam keberhasilan usaha manusia.
Agama islam, aliran ini dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama, karena tidak mengakui adanya Yang Mutlak dan unsur metafisika. Karena dalam islam, kehidupan bukam semata yang terlihat, namun juga ada kehidupan yang tak terlihat.



KESIMPULAN

1.Aliran materialisme adalah aliran yang berpendapat bahwa segala sesuatu adalah dari, oleh dan kembali pada materi.
2.Aliran materialisme terbagi menjadi tiga, yakni materialisme lama, materialisme baru dan materialisme dialektik (marxisme).
3.Banyak pendapat aliran ini yang ditentang karena tidak mengakui adanya the ultimate nature of reality (Yang Mutlak) dan jiwa.
B.SARAN-SARAN
1.Filsafat berdasar rasio, jadi sebaiknya memilih filsafat yang berdasar rasio kita.
2.Filsafat sebaiknya diiringi oleh agama, yang merupakan kebenaran tertinggi.
3.Jangan pernah takut untuk berfilsafat.


DAFTAR PUSTAKA

1.Kattsoff, Louis O. 2004. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
2.Syadali, Drs. H. Ahmad, M.A. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia.