BIROKRASI

Birokrasi Weber
Perspektif klasik mengenai birokrasi diajukan oleh ahli sosiologi Jerman, Max Weber pada permulaan abad ini. Ia mencoba melukiskan sebuah organisai yang ideal, organisasi yang secara murni rasional dan akan memberikan efesiensi operasi yang maksimum.adapun beberapa karakeristik organisasi menurut Weber :

1.Pembagian kerja, pekerjaan setiap orang dipecah peah sampai menjadi pekerjaan ynga sederhana.
2.Hierarki kewenangan yang jelas, Sebuah struktur multi tingkat yang formal; dengan hierarki atau jabatan memastikan setiap jabatan yang rendah berada dibawah control dari yang lebih tinggi.
3.Formalisasi yang tinggi, ketergantungan pada peraturan dan prosedur yang formal untuk memastikan adanya keseragaman dan untuk mengatur perilaku pemegang pekerjaan.
4.Bersifat tidak pribadi, sanksi diterapkan secar seragam tanpa perasaan pribadi untuk menghindariketerlibatan dengan kepribadian individual pars anggota.
5.Penempatan pegawai berdasarkan pada kemampuan, keputuasan tentang seleksi promosi didasarkan pda kualitas tekhnis, kemampuan dan prestasi para calon.
6.Kehidupan organisasi dipisahkan dari kehidupan pribadi.kebutuhan dan minat pribadi dipisahkan sepenuhnya agar keduanya tidak mencampurkan sikap impersonalpada aktivitas organisasi yang bersifat rasional.

Karakteristik tersebut mennggambarkan “ideal type” dari Weber mengenai orgainsai yang rasional dan efesien. Tujuan tujuannya jelas dan eksplisit. Posisi diatur dalam suatu hierarki yang jelas berbentuk piramida, dengan wewenang yang makin menigkat waktu bergerak ke atas dalam organisasi. Kewenangan terletak pada posisi bukan pada orang yang menduduki posisi tersebut. Seleksi anggota didasarkan pada kualifikasi mereka, persyaratan mengenai posisi menentukan siapa yang akan dipekerjakan dan pada posisi mana dan prestasi adalah criteria bagi promosi. Keterikatan terhadap organisasi dimaksimalkan dan konflik kepentingan harus dihilangkan dengan car pekerjaan seumur hidupdan memisahkan pernan anggota diluar pekerjaan yang disyaratkan untuk memenuhi tanggung jawab organisasi

Sifat sifat positif pada ‘Ideal Type” Weber

Birokrasi weber mencakup sejumlah karakteristik yang walaupun bisa diperdebatkan, sangat diperlukan, khususnya, kita dapat menunjuk kepada usaha untuk menghapuskan penggunaan criteria yang tidak relvan untuk memilih pegawai penggunaan masa kerja untk melindungi pegawai dari kewenangan yang semena mena, perubahan bersyarat dalam keterampilan, dan kemampuan yang menurun.
Model dari Weber mencoba untuk membebaskan organisasi dari favoritisme, ia bertempur melawawn prasangka dan diskriminasi lebih dari setengah abad sebelum munculnya undang undang hak sipil. Pemikirannya memberikan kepada pegawai rasa aman melalui masa kerja. Yang termasuk keuntungan pada masa kerja adalah komitmen terhadap organisasi, perlindungan terhadap tindakan sewenang wenang dari manajemen senior, dan bujukan untuk menguasai ketermapilan yang mempunyai daya pemasaran ynag terbatas.
Tema sentral dari model birokrasi Weber adalah standarisasi. Perilaku orang falam birokrasi ditentukan sebelumnya olehstruktur proses yang distandirisasi. Model itu sendiri dapat dipecah mejadi tiga kelompok karakteristik: yang berhubungan dengan struktur dan fungsi organisasi, yang berhubungan dengan imbalan terhadap usaha, dan yang berhubungan dengan perlindungan bagi para anggota secara individual.
Model Weber memperinci suatu hierarki kedudukan, dengan kedudukan berada dibawah kedudukan yang lebih tinggi.Masing masing kedudukan didiferensiasi secara horizontal oleh pebagian kerja. Pembagian kerja tersebut menciptakan unit-unit yang menguasai bidang-bidang tertentu, menentukan daerah dimana dilakukan kegiatan yang konsisten dengan kemampuan anggota unit, memberi tanggung jawab bagi pelaksanaan tindakan tersebut, dan mengalokasikan wewenang yang sebanding untuk melakukan tanggung jawab tersebut. Pada saat yang sama, peraturan tertulis mengatur prestasi tugas peranggota. Pembebanan struktur dan fungsi tersebut memberkan keahlian tingkat tinggi tertentu, koordinasi peran, control bagi anggota melalui standarisasi.
Kelompok karakteristik kedua pada model Webber berhubungan dengan imbalan. Para anggota menerima gaji selaras dengan pangkat mereka dalam organisasi. Promosi didasarkan atas criteria yang objektif seperti senioritas dan keberhasilan. Karena para anggota bukan pemilik, maka mereka perlu diadakan pemisahan antara masalah pribadi dan milik mereka serta masalah dan milik organisasi. Selanjutnya diharapkan bahwa komitmen pada organisai adalah suatu yang tertinggi, kedudukan dalam organisasi adalah pekerjaan satu satunya dan yang paling utama.
Akhirnya, model Webber mencoba untuk melindungi hak-hak individu sebagai imbalan atas komitmen terhadap karirnya, para anggota menerima perlindungan terhadap tindakan sewenang wenang oleh para atasan, pengetahuan yang jelas mengenai tanggung jawab mereka dan jumlah wewenang yang dipegang atasan mereka, dan kemampuan untuk naik banding atas keputusan yang mereka rasakan tidak adil atau berada diluar bidang kewenangan atasan mereka.

Konsekuensi Atas Penyelewengan Birokrasi

Penyimpangan Tujuan
Birokrasi paling banyak diserang karena mendorong penyimpangan tujuan (goal displacement) mengganti tujuan organisasi dngan tujuan sub unit atau tujuan pribadi. Tema umum tersebut dikemas dalam beberapa bentuk.

Argumentasi yang palin umum telah disampaikan oleh Robber Merton. Setelah mengakui bahwa peraturan yang birokratis dam impersonality menghasilkan suatu tingkat keandalan dan daya ramal yang tinggi, ia menunjukkan persesuaian dapat merusak Karena mengurangi fleksibilitas. Peraturan menjadi lebih penting dari pada tujuan yang dirancang untuk melayani. Akibatnya adlah penyimpangan tujuan dan hilangnya keefektifan organisasi. Peraturan mengenai cara mengisi rak hingga penuh stok barang dan agar selalu bersih, yang dibuat untuk meningkatkan penjualan dapt diikuti secara kompulsif oleh para pelayan penjualan sehingga mereka mengabaikan para pelanggan.

Perspektif mengenai penyimpangan tujuan disampaikanoleh Alvin Gouldner yang mengajukan bahwa tujuan bukan saja menetapkan perilaku yang tidak dapat diterima, tapi juga menetapkan tingkat minimum dari prestasi yang sudah dianggap mencukupi. Artinya orang hanya akan melakukan yang paling minimum untuk melakukan tugasnya, oleh karaena itu peraturan diartikan sebagai sebagai penetapan dari stanndar minimumbagi prestasi dari pada untuk mengidentifikasi perilaku yang tidak dapt diterima.


Penerapan Peraturan yang tidak tepat
Berhubungan erta dengan penyimpangan tujuan adalah efektifitas yang tidak diinginkan dari para anggota yang menggunakan peraturan dan prosedur yang tidak cocok. Artinya, menanggapi suatu situasi yang unik seolah olah itu adalah masalh rutin, akan mengakibatkan konsekuensi dysfunctional. Merton menyatakan bahwa setelah beberapa waktu birokrasi membiarkan ketaatan yang demikian besarnya kepada peraturan sehingga anggota secar membabi buta mengulamngi tindakan dan keputusan yang telah mereka buat sebelumnya, tanpa menyadari situasi telah berubah.

Keterasingan pegawai
Biaya utama birokrasi adalah keterasinga pegawai. Para anggota merasakan bahawa impersonality organisasi menciptakan aemacam jarak antara mereka dengan pekerjaannya. Seperti sebuah sekrup pada roda, para pegawai sering kali sukar merasa terikat pada organisasi. Spesialisasi yang tinggi selanjutnya memperkuat perasaan seseorang bahwa ia tidak relevan dengan aktivitas rutin dan dapt dengan mudah dipelajari oleh orang lain, yang membuat para pegawai meras bahwa mereka mudah diganti dan tidak berkuasa. Maka pada birokrasi professional, formalisasi harus dikendurkan, jika tidak resiko keterasingna pegawai akan sangat tinggi.

Konsentrasi Kekuasaan
Konsentrasi kekuasaan pada eksekutif senior pada birokrasi telah dijadikan sasaran oleh beberapa orang. Meskipun kritik tersebut subjektif, tergantung apakah kita melihat konsentrasi kekuasasn tersebut, sebagai sesuatu yang tidak diinginkan, adalah fakta bahwa birokrasi menyebabkan kekuasaan sangat besar dalam tangan beberapa orang saja. Hal ini sering ditemukan dalam organisasi dan atribut tersebut dapat dinilai sebagai suatu konsekuensi bentuk birokrasi yang negative.
Jadi dalam kesimpulannya Weber, birokrasi merujuk kepada sejenis struktur organisasi tertentu yang di cirikan oleh adanya pembagian kerja, hierarki kekuasaan yang jelas, formalisasi yang tinggi, hubungan ynag tidak bersifat pribadi (impersonal), keputusan keputusan tentang jabatan didasarkan atas kepatutan, jalur karier bagi para pegawai, dan pemisahan yang jelas antara kehidupan organisasi dan pribadi.
Pada dasarnya terdapat dua jenis birokasi menurut Weber adalah yang sekarang kita sebut sebagai birokrasi mesin. Birokrasi mesin secara struktur dicirikan oleh kompleksitas yang tinggi, formalisasi yang tinggi, dan sentralisasi. Sedangkan yang kedua adalh birokrasi professional dimana birokrasi lebih suka mempekerjakan orang yang professional yang sangat terampil. Mencapai tujuan yang sam seperti Weber tapi menggantungkan diri pada desentralisasi yang sangat ekstensif dan pada penggantian formalisasi eksternal dengan standar professional yang dinternalisasikan.
Kekuatan dari bentuk birokrasi terletak pada standarisasi. Organisasi dapat lebih efesien karena prilaku para pegawai dikendalikan dan dipredikasi’para pegawai memperoleh manfaat dengan mengetahui bahwa mereka diperlakukan secara jujur. Jadi konkulsi kita adalah birokrasi merupakan bentuk organisasi yang dominant dimasyarakat dan berjasa karena paling baik bekerja dengan jenis jenis teknologi dan lingkungan yang kebanyakan dipunyai organisasi. Yang penting, birokrasi juga konsisten dalam hal mempertahankan control dalam tangan dominant coalition organisasi.