Masalah Pembangunan dan Analisa Ekonomi Pembangunan

Penggolongan terhadap berbagai Negara dapat dilihat dari perbedaan taraf kesejahteraan masyarakat.mereka. Negara-negara pada masa kini biasanya dibedakan dalam dua golongan yaitu : Negara-negara maju dan Negara-negara berkembang. Negara maju biasanya terdapay di benua amerika dan eropa, sedangkan Negara berkembang biasanya terdapat di asia dan afrika.

Perhatian terhadap masalah ekonomi dinegara berkembang adalah masalah pembangunan Negara-negara berkembang. Negara berkembang biasanya menerima bantuan dana untuk pembangunannya dari luar negeri. Bagi beberapa Negara terutama amerika serikat, rusia, dan cina, bantuan luar negeri selalu igunakan sebagai alat untuk membendung pengaruh ideologi yang bertentangan dengan ideologi yang dianut mereka.

Definisi dan pengertian pembangunan ekonomi selalu dipandang sebagai bagian dar keseluruhan usaha pembangunan yang dijalankan oleh suatu masyarakat. Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Beberapa ahli ekonomi membedakan antara pengerttian pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi diistilahkan sebagai peningkatan pendapatan perkapita suatu masyarakat, sedangkan peruimbuhan ekonomi adalah diartikan sebagai kenaikan dalam GDP, tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil daripada tingkat pertambahan penduduk, atau apakah perubahan itu apakah perubahan dalam struktur itu berubah atau tidak. Pengertia pembangunan ekonomi yamg dibuat oleh kebanyakan ahli ekonomi yang menekankan kepada peningkatan pendapatan perkapita sebagai criteria dalam menentukan wujud tidaknya perkembangan ekonomi.

Perubahan Struktur Ekonomi dalam Proses Pembangunan

Struktur ekonomi akan mengalami perubahan dalam proses pembangunan ekonomi, dan sudah lama disadari oleh ahli-ahli ekonomi. A.G.B. Fisher mengemukakan pendapat bahwa berbagai negara dapat dibedakan berdasarkan pada persentasi tenaga kerja yang berada di sektor primer, sekunder, dan tertier. Maksud dari sektor primer adalah kegiatan ekonomi dalam bidang pertanian, kehutanan, perikanan, dan pertambangan. Termasuk dalam sektor sekunder adalah industri-industri pengolahan, industri air dan listrik, dan industri bangunan. Sedangkan sektor tertier meliputi kegiatan dalam bidang perhubungan, pemerintahan, perdagangan dan jasa-jasa perseorangan. Pendapat ini dibuktikan oleh C. Clark yang telah mengumpulkan dat-data statistik mengenai persentasi tenaga kerja yang bekerja di sektor primer, sekunder, dan tertier di beberapa negara. Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan perkapita suatu negara, makin kecil peranan sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja. Dan sebaliknya, sektor industri makin penting peranannya dalam menampung tenaga kerja.

Perubahan Sumbangan Berbagai Sektor dalam Menciptakan Produksi Nasional

Dalam peruhal ini, telah dilakukan riset terhadap 13 negara maju oleh seorang penulis bernama Kuznets. Ia membuat kesimpulan berikut mengenai corak perubahan presentasi sumbangan berbagai sektor dalam penbangunan ekonomi, sebagaimana data berikut :

Sumbangan sektor pertanian kepada produksi nasional telah menurun. Umumnya pada permulaan dari pembangunan ekonomi, peranan sektor itu mendekati setengah dan ada kalanya mencapai hampir 2/3 dari seluruh produksi nasional. Pada akhir dari masa yang diobservasi, peranan sektor pertanian berkurang. Dengan demikian sumbangan peranan sektor pertanian telah menurun.

Di 12 negara (kecuali Australia), peranan sektor produksi dalam manghasilkan produksi nasional meningkat.

Sektor jasa tidak memiliki peranan yang signifikan. Peranan yang disumbangkan kepada produksi nasional tidak konsisten sifatnya.

Dari observasi diatas disimpulkan, maka :

Keadaan yang demikian disebabkan oleh sifat manusia dalam kegiatan konsumsinya, yaitu apabila pendapatan naik, elastisitas permintaan yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan adalah rendah untuk konsumsi atas bahan-bahan makanan. Sedangkan permintaan akan kebutuhan pokok lainnya adalah sebaliknya. Sifat ini dinamakan hukum Engels, yang pada hakekatnya mengatakan bahwa makin tinggi people’s income, maka makin sedikit proporsi pendapatan yang akan digunakan untuk membeli bahan pertanian, dan proporsi pendapatan untuk barang industri akan lebih banyak digunakan,

Perubahan struktur ekonomi disebabkan pula oleh adanya evolusi&revolusi teknologi. Dan perubahan teknologi akan pula menimbulkan perubahan struktur produksi yang bersifat compulsory dan inducive. Kemajuan teknologi mempertinggi produktivitas kegiatan ekonomi yang akan memperluas pasar dan perdagangan.

Perubahan Struktur Penggunaan Tenaga Kerja di Berbagai Sektor

Di sektor pertanian, secara relatif, perubahan yang terjadi dalam sumbangan sektor itu dalam menciptakan produksi nasional adalah hampir bersamaan dengan perubahan peranannya dalam menyediakan pekerjaan. Di sektor industri perubahan relatif dari perananya dalam menciptakan produksi nasional adalah lebih besar daripada perubahan relatif perananya dalam menampung tenaga kerja. Dan di sektor jasa perubahan relatif dari peranannya dalam menciptakan prodksi nasional adalah lebih kecil daripada perubahan relatif dari peranannya dalam menampung tenaga kerja.

Terdapatnya perbedaan-perbedaan di atas disebabkan oleh perbedaan dalam perkembangan tingkat produktivitas di masing-masing sektor dalam proses pembangunan. Perubahan relatif peranan sektor tersebut dalam menciptakan produksi nasional akan sama besarnya dengan perubahan relatifnya dalam menampung tenaga kerja. Dapat disimpulkan bahwa pada masa lalu perbaikan tingkat produktivitas sektor pertanian adalah sama lajunya dengan perkembangan produktivitas rata-rata dari keseluruhan perekonomian. Pada sektor industri perubahan relatif dari sumbangannya dalam menciptakan produksi nasional adalah lebih besar daripada perubahan relatif dari peranannya dalam menampung tenaga kerja. Ini berarti tingkat produktivitas di sektor industri berkembang lebih cepat daripada perkembangan tingkat produktivitas dari keseluruhan perekonomian.

Perubahan Struktur Sektor Industri dan Jasa-Jasa

Perubahan berbagai peranan berbagai sub-sektor dalam sektor industri dalam menghasilkan produksi nasional dan menciptakan kesempatan kerja, sifat-sifat pokoknya adalah sebagai berikut:

Pada tingkat pembangunan yang rendah, sub-sektor pertambangan biasanya

merupakan sub-sektor industri yang kecil peranannya dalam menciptakan

produksi nasional dan menampung tenaga kerja. Dalam proses

pembangunan peranan tersebut menjadi tambah kecil lagi. Sub-sektor

industri bangunan juga mengalami perubahan yang sama sifatnya dengan

sub-sektor pertambangan.

Sub-sektor industri pengolahan, yang meliputi juga industri tenaga, peranannya dalam menciptakan produksi sektor industri dan menampung tenaga kerja pada umumnya menjadi bertambah besar apabila tingkat pembangunan ekonomi bertambah tinggi. Dapat disimpulkan bahwa, sub-sektor industri pengolahan merupakan suatu sektor dalam kegiatan ekonomi yang mengalami perkembangan yang pesat dalam proses pembangunan.

Perubahan peranan sub-sektor perhubungan dan pengangkutan dalam mencipatakan produksi sektor industri dan menampung tenaga kerja tidak menunjukkan pola yang seragam.

Peranan sub-sektor perhubungan dan pengangkutan dalam keseluruhan produksi sektor industri menurut harga-harga tetap telah menjadi bertambah besar. Biaya pengangkutan dan perhubungan mengalami penurunan yang besar sekali sejak dari abad yang lalu. Berarti efisiensi sektor ini mengalami perbaikan yang tinggi. Sub-sektor ini merupakan bidang kegiatan ekonomi yang berkembang pesat.

Perubahan Struktur Perekonomian Negara-Negara Berkembang

Menurut Chenery dan Syrquinterdapat tiga golongan perubahan-perubahan dalam struktur perekonomian yang berlaku dalam proses pembangunan negara-negara berkembang, yaitu: perubahan-perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai perubahan dalam proses akumulasi, perubahan-perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai perubahan dalam proses alokasi sumber-sumber daya, dan perubahan-perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai perubahan dalam proses demografis dan distributif. Kegiatan-kegiatan ekonmi yang termasuk sebagai proses akumulasi adalah pembentukan modal atau investasi, pengumpulan pendapatan pemerintah, dan kegiatan menyediakan pendidikan kepada masyarakat. Yang tergolong sebagai alokasi sumber-sumber daya adalah struktur permintaan domestik (pengeluaran-pengeluaran masyarakat atas produksi dalam negeri), struktur produksi dan struktur perdagangan. Dalam golongan yang ketiga, yaitu proses demografis dan distributif, termasuklah proses perubahan dalam faktor-faktor berikut : Alokasi tenaga kerja dalam berbagai sektor, urbanisasi, tingkat kelahiran dan kematian, dan distribusi pendapatan.

Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Rostow, proses pembangunan ekonomi dapat dibedakan dalam lima tahap dan setiap negara di dunia dapat digolongkan ke dalam salah satu dari kelima-lima tahap pertumbuhan ekonomi yang dijelaskannya. Kelima-lima tahap pertumbuhan itu adalah: masyarakat tradisionil, prasyarat untuk lepas landas, lepas landas, gerakan ke arah kedewasaan dan masa komsumsi tinggi. Belakangan ini, untuk melengkapi teorinya mengenai tahap-tahap pertumbuhan ekonomi, Rostow telah menerbitkan pula suatu buku berjudul: Politics and the Stages of Economic Growth.

Analisa Rostow didasarkan pada keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi tercipta sebagai timbulnya perubahan yang fundamentil bukan saja dalam corak kegiatan ekonomi tetapi juga dalam kehidupan politik dan hubungan sosial dalam sesuatu masyarakat.

Dalam membedakan proses pembangunan ekonomi menjadi kelima-lima tahap seperti yang dinyatakan di atas, Rostow membuat penggolongannya berdasarkan kepada ciri-ciri perubahan keadaan ekonomi, politik, dan sosial yang berlaku. Menurut Rostow pembangunan ekonomi atau transformasi suatu masyarakat tradisionil menjadi suatu masyarakat modern merupakan suatu proses yang berdimensi banyak. Pembangunan ekonomi bukan saja berarti perubahan dalam struktur ekonomi suatu negara yang menyebabkan peranan sektor pertanian menurun dan peranan kegiatan industri meningkat. Di samping perubahan seperti itu pembangunan ekonomi berarti pula, menurut Rostow, suatu proses yang menyebabkan antara lain: (I) Perubahan orientasi organisasi, ekonomi, politik, dan sosial yang pada mulanya mengarah kedalam sesuatu daerah menjadi berorientasi ke luar; (ii) Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga, yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi membatasi jumlah keluarga; (iii) Perubahan dalam kegiatan penanaman modal masyarakat dari melakukan penanaman modal yang tidak produktif-seperti membeli rumah, emas, dan sebagainya-menjadi penanaman modal yang produktif; (iv) Perubahan cara masyarakat dalam menentukan kedudukan seseorang dalam masyarakat ditentukan oleh kedudukan keluarga atau suku bangsanya menjadi ditentukan oleh kesanggupan melaksanakan pekerjaannya; dan (v) Perubahan dalam pandangan masyarakat yang pada mulanya berkeyakinan pada kehidupan manusia ditentukan oleh keadaan alam sekitarnya dan selanjutnya berpandangan bahwa manusia harus memanipulasi keadaan alam sekitarnya untuk menciptakan kemajuan. Menurut Rostow, perubahan-perubahan ini, dan banyak lagi perubahan yang bercorak sosial, politik dan kebudayaan, merupakan perubahan-perubahan yang selalu mengikuti perkembangan tingkat kegiatan ekonomi suatu masyarakat.

Teori Rostow: masyarakat Tradisionil dan Prasyarat Untuk Lepas Landas

Menurut Rostow dalam suatu masyarakat tradisionil tingkat produksi perkapita dan tingkat produktivitas per pekerja masih sangat terbatas, oleh sebab itu sebahagian besar dari sumber-sumber daya masyarakat sigunakan untuk kegiatan dalam sektor pertanian, Dalam sektor ini struktur sosialnya sangat bersifat Hirarkis ; yaitu anggota masyarakat mempunyai kemungkinan yang sangat kecil sekali untuk mengadakan mobilitas secara vertikal dalam struktur sosial. Masksudnya disini, kedudukan seseorang dalam masyarakat tidak akan berbeda fenbgan kedudukan ayahnya, kakeknya dan nenek moyangnya. Hubungan keluarga dan kesukuan sangat besar sekali pengaruh terhadap organisasi yang terdapat dalam masyarakat dan dalam menentukan kedudukan seseorang dalam masyarakat.

Mengenai kegiatan politik dan pemerintahan, kebijakan dari pemerintah pusat selalu dipengaruhi oleh pandangan tuan-tuan tanha diberbagai daerah tersebut.

Rostow mengartikan pembangunan ekonomi sebagai sesuatu proses yang menyebabkan perubahan dari ciri-ciri penting dalam suatu masyarakat ; yaitu perubahan dalam keadaan sistem politiknya, struktur sosislnya, nilai-nilai masyarakatnya, dan struktur kegiatan ekonominya, Apabila perubahan-perubahan seperti itu timbul menyebabkan pertumbuhan lebih selalu berlaku, maka proses pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan mulai berlaku, Hal ini dapat dianggap pada tahap prasyarat untuk lepas landas, Rostow mendefinisikan tahap ini sebagai suatu masa transisi pada ketika mana suatu masyarakat mempersiapkan dirinya, atau dipersiapkan dari luar, untuk mencapai pertumbyhan yang mempunyai kekuatan untuk terus berkembang (self-sustained growth).

Teori Rostow : Tahap Lepas Landas dan sesudahnya

Dalam tahap lepas landas pertumbuhan merupakan peristiwa yang selalu berlaku. Permulaan dari masa lepas landas adalah berupa berlakunya perubahan yang sangat derastis dalam masyarakat, seperti revolusi politik, kemajuan yang pesat dalam inovasi atau terbukanya pasaran-pasaran baru.

Rostow mengemukakan tiga ciri dari masa lepas landas :

Berlakunya kenaikan dalam penanaman modal yang produktif dari 5% atau kurang menjadi 10% dari Produk Nasional Neto.

Berlakunya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat laju perkembangan yang tinggi.

Adanya atau segera terciptanya suatu rangka dasar politik, sosial, dan institusionil yang akan menciptakan kenyataan (i) segala gejoplak-gejolak umtuk memperluas sektor modern, dan (ii) potensi ekonomi eksteren yang ditimbulkan oleh kegiatan lepas landas, sehingga menyebabkan pertumbuhan akan terus menerus berlaku.

Kritik Kuznets Terhadap Teori Rostow

Banyak kritik telah dikemukakan terhadap teori Rostow oleh Kuznets. Dengan menunjukkan beberapa sifat-sifat yang diperlukan agar sesuatu teori tahap-tahap pertumbuhan ada mamfaatnya. Kuznets menunjukkan bahwa teori Rostow hanya memiliki sebagian kecil saja dari sifat-sifat tersebut. Menurut Kuznets, teori mengenai tahap-tahap pertumbuhan ekonomiperlu ditanggapi dengan serius apabila memenuhi beberapa syarat berikut :

Setiap tahap harus merupakan tahap yang memiliki ciri-ciri yang secara empiris dapat diselidiki kebenarannya.

Ciri-ciri dari setiap tahap harus cukup nyata bedanya dengan tahap lainnya.

Hubungan analitis denga tahap sebelumnya harus dijelaskan, yaitu bentuk-bentuk proses yang akan berlaku selanjutnya harus ditunjukan.

Hubungan analitis dengan tahap berikutnya harus dijelaskan juga.

Ruang lingkup (universe) dalam mana teori tersebut berlaku harus dengan tegas dinyatakan.

Beberapa Kesimpulan Penutup Mengenai Teori Rostow

Tidak dapat disangkal lagi bahwa perubahan dalam teknologi yang tersedia telah menyebabkan perbedaan-perbedaan dalam pola pertumbuhan pada berbagai masalah: pada akhir ke 18 orang hanya dapat membangun jalan dan terusan, tetapi tidak dapat membuat jalan kereta api; jalan kereta api yang pertama hanya dapat dibuat dari logam besi bukan baja; mobil dan kapal terbang tidak terdapat pada abad ke-19, begitu juga komunikasi dengan satelit, padi unggul dan antibiotik. Semua ini haruslah dipertimbangkan. Di pihak lain, apabila pola pertumbuhan sektoral diselidiki, katakanlah, selama dua puluh lima tahun belakangan ini, yang sangat menonjol adalah terdapatnya tingkat persamaan yang luas dengan masa lalu dalam tugas-tugas sektoral dari pertumbuhan dari berbagai tingkat pertumbuhan di dunia pada masa ini.

Struktur dan Corak Kegiatan Ekonomi di Negara-negara Berkembang

Struktur ekonomi Negara berkembang dengan Negara maju samgat berbeda sekali keadaannya. Melalui proses pembangunan Negara maju terpusat pada sektor Industri, sedangkan pada Negara berkembang terpusat pada sektor Pertanian

Masalah Yang Dihadapi Oleh Pertanian Traasional

Terlalu terpusatnya kegiatan ekonomi Negara-negara berkembang pada sector pertanian merupakan salah satu factor penting yang menyebabkan mereka mempunyai tingkat pendapatan yang sangat rendah. Sebagian besar kegiatan sektor pertanian di Negara berkembang merupakan kegiatan yang tingkat produktivitasnya masih jauh daripada tingkat yang telah dicapai dinegara-negara maju.

Rendahnya tingat produktivitas kegiatan pertanian, disamping menyebabkan pendapatan petani yang rendah, menyebabkan kesulitan bagi Negara-negara berkembang untuk menaikan produksi pertanian perkapita penduduknya.

Rendahnya produktivitas sector pertanian yang terpenting diantaranya karena, kurangnya prasarana pertanian, cara yang digunakan sangat tradisionil, input yang digunakan sangat terbatas, tingkat pendidikan dan pengetahuan petanisangat rendah, terdapat beberapa factor sosial budaya yang mengurangi kegairahan petani untuk menaikan produktivitanya, dan para petani tidak mempunyai kemampuan untuk membeli sendiri input pertanian yang diperlukan.

Prasarana petanian, terutama irigasi, memegang peranan penting dalam meningkatkan produktivitas berbagai jenis tanaman bahan makanan, terutama makanan padi. Penggunaan cara bercocok tanam yang tradisional disebaian besar Negara berkembang, merupakan salah satu factor yang menyebabkan rendahnya tingkat produktivitas, dan yang menyebabkan pula keadaan tersebut hampi tidak mengalami perubahan sama sekalidari masa ke masa. Hal ini dapat dilihat dari Negara maju menggunakan pupuk pada tahun 1966/1967mencapai tujuh kali lipat disbanding pupuk yang digunakan Negara berkembang. Pda masa yang lalu terdapat anggapan bahwa rendahnya perbandingansiantara luas tanah dengan jumlah penduduk ( land-population ratio ), juaga merupakan salah satu factor yang menyebabkan rendahnya tingkat produktivitas. Pandangan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang ada,diantara Negara-negara maju adalah merupakan Negara yang tingkat kepadatan penduduknya adalah tinggi : yaitu tingkat kepadatan penduduknya lebih besar dari pada dikebanyakan Negara-negara berkembang.

Dipihak lain, berbagai percobaan dan keadaan yang sebenarnya terdapat diladang-ladang petani dinegara berkembang dan dinegara maju telah membuktikan bahwa tersedianya irigasi dan penggunaan input pertanian yang modern akan dapat melipatgandakan tingkat produktivitas.

Kekurangan pengetahuan menimbulkan beberapa implikasi yang pada akhirnya menyebabkan ketiadaan perkembangan dalam tinkst produktivitas tersebut. Antara lain tidak tahunya petani dengan menggunakan cara bercocok tanam lain dan input pertanian yang modern.

Struktur sosial maupun pandangan masyarakat didaerah pedesaan yang tradisionil, dan terdapatnya institusi ekonomi maupun sosial yang sifatnya sangat mengurangi rangsangan untuk melaksanakan inovasi atau kegiatan lebih giat. Merupakan dua faktor lain yang menghambat perkembangan tingkat produktifitas. Sebagai contoh, sistem hubungan sosial dimana setiap anggotanya mempunyai kewajiban untuk memberikan pertolongan kepada keluarga lain (extended family system), dapat mengurangi kegairahan untuk menggunakan teknologi pertanian yang lebih baik. Di satu pihak sistem bekerjasama membantu mengetasi kesusahan keluarga, di pihak lain sistem akan menghambat usaha menciptakan inovasi karena masyarakat akan memencilkan setiap tindakan yang tidak sejalan dengan kebiasaan masyarakat tersebut.

Faktor uang bersifat institusionil sering kali menghambat inovasi : dengan meluasnya sistem penyewaan tanah kepada petani dengan hasil tanaman mereka sebagai bayaran, tengkulak yang membeli hasil petani secara mengijon, terdapat sistem pemasaran yang dikuasai oleh sebagian pedagang perantara, dan adanya kesukaran untuk memperoleh pinjaman modal untuk penanaman secara tradisionil.


DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, sadono. Ekonomi Pembangunan (proses, masalah, dan dasar kebijaksanaan) : BORTA GORAT. 1981