BESARAN ORGANISASI

Suatu kesimpulan bahwa besaran mempengaruhi struktur juga dapat diperoleh melalui proses pencarian alasan yang lebih rumit. Pada saat organisasi mempekerjakan lebih banyak pegawai operasional, ia akan mencoba untuk mengambil keuntungan ekonomis yang diperoleh dari spesialisasi. Hasilnya adalah diferensiasi horisontal yang meningkat. Pengelompokan fungsi-fungsi akan memberi kesempatan diperolehnya efisiensi antar kelompok namun dengan mengorbankan hubungan dalam kelompok karena masing-masing akan melakukan aktivitas yang berbeda. Oleh karena itu, manajemen perlu meningkatkan diferensiasi vertikal untuk mengkoordinasikan unit-unit yang didiferensiasi secara horisontal. Perluasan besaran tersebut mungkin juga akan menghasilkan diferensiasi spasial. Semua peningkatan dari kompleksitas tersebut akan mengurangi kemampuan manajemen untuk mengawasi secara langsung aktivitas yang ada dalam organisasi. Kontrol yang dicapai melalaui pengawasan langsung, oleh karenanya akan diganti dengan implementasi dari peraturan yang formal. Peningkatan formalisasi tersebut dapat juga dengan diferensiasi vertikal yang lebih besar karena manajemen menciptakan unit-unit baru untuk mengkoordinasi aktivias yang meluas dan yang bermacam-macam pada anggota organisasi.

Mendefinisikan Besaran Organisasi
Terdapat kesepakatan umum dari para peneliti Teori Organisasi mengenai bagaimana besaran sebuah organisasi didefinisikan. Lebih dari 80% penelitian yang menggunakan besaran organisasi sebagai variabel mendefinisikan sebagai jumlah toal pegawai. Hal ini kosisten dengan asumsi bahwa karena manusia serta interaksinyalah yang terstruktur, maka jumlah mereka harus dihubungkan secara lebih dekat dengan ukuran besaran lain. Namun demikian, hanya karena ada kesepakatan yang tinggi diantara para peneliti mengenai apa yang dimaksud dengan besaran organisasi, tidak berarti mereka benar. Meskipun dapat dikatakan bahwa berbagai ukuran besaran tidak dapat saling dipertukarkan, kebanyakan bukti menyatakan bahwa menghitung jumlah keseluruhan pegawai sama baiknya dengan cara menghitung yang lain.

Pendukung Besaran Imperatif

Usaha seorang penelti untuk meniru penemuan Aston menghasilkan bukti yang mendukung. Ia menemukan bahwa besaran organisasi berhubungan secara positif dengan spesialisasi, formalisasi, dan rentang vertikal dan secara negatif dengan sentralisasi. Ia menyimpulkan bahwa organisasi yang lebih besar lebih dispesialisasi, mempunyai lebih bnayak peraturan, lebih banyak dokumentasi, hierarki yang diperluas, dan desentralisasi pengambilan keputusan yang lebih besar pada bagian yang lebih bawah dari hierarki. Pada saat besaran bertambah, spesialisasi, formalisasi dan rentang vertikal meningkat tetapi dengan tingkat yang makin kecil pada saat besaran itu bertambah.


Kritik Terhadap Size Imperatif

Size imperatif tidak pernah sepi dari kritik. Kajian-kajian independen memperlihatkan bahwa besaran tidak mempunyai dampak atau hanya berdampak minimal terhadap struktur. Organisasi pemerintahan mempunyai keterbatasan anggaran, batasan geografis yang jelas, jumlah staf yang pada dasarnya ditetapkan sebelumnya dan dipengaruhi oleh peraturan. Hal ini ditantang bahwa dengan menggunakan program komputer yang menentukan tingkat diferensiasi yang mungkin untuk setiap tingkat besaran, hubungan antara besaran dan kompleksitas merupakan kepastian matematika jika probabilitas yang setara ditetapkan terhadap semua kemungkinan kombinasi struktural. Hal ini dikritik bahwa besaran adalah hasil, bukan penyebab. Teknologi menentukan struktur yang pada gilirannya akan menentukan besaran. Dalam data memperlihatkan bahwa meskipun besaran pada umumnya menurun setelah beberapa waktu, ukuran dari dimensi struktur meningkat.
Para peneliti mennyimpulkan bahwa “baik kompleksitas maupun formalisasi bukan disebabkan oleh besaran organisasi”. Meskipun beberapa hubungan secara statistik cukup menonjol, ada cukup kasus menyimpang yang dapat mempertanyakan dengan serius asumsi bahwa organisasi besar akan dapat lebih kompleks.

Kesimpulan Mengenai Hubungan Besaran-Struktur
Besaran dan Kompleksitas
Kita dapat menyatakan bahwa besaran mempengaruhi kompleksitas, tapi pada tingkat yang menurun, dalam organisasi pemerintahan. Hal ini bisa juga berlaku dalam bidang bisnis, dimana manajer mempunyai keleluasan yang lebih besar, struktur menyebabkan besaran. Konsisten dengan strategi imperatif, jika para manajer mempunyai kebebasan, mereka dapat memilih untuk membuat struktur mereka menjadi lebih kompleks karena makin banyak aktivitas dan personalia ditambah. Hubungan diferensiasi besaran-spatial merupakan problema. Korelasi yang tinggi dari Blau hampir pasti disebabkan oleh jenis organisasi yang dipelajarinya. Usaha-usaha lain untuk menilai hubungan tersebut telah gagal untuk menimbulkan hubungan positif yang kuat dari Blau. Untuk sementara kita menyatakan bahwa para kritikus telah menunjuk masalah metodologi dengan beberapa dari penelitian yang penting yang memberi konfirmasi mengenai dampak besaran terhadap kompleksitas dan menyarankan hipotesa alternatif, meskipun mereka tidak memperlihatkan bahwa besaran itu tidak relevan.

Besaran dan Formalisasi

Kesimpulan Hall adalah bahwa formalisasi tidak dapat dilihat dari pengetahuan tentang besaran organisasi, tapi ia juga mengakui hal tersebut tidak dapat diabaikan. Kelihatannya ada hubungan yang logis antara peningkatan besaran dan peningkatan formalisasi. Manajemen mencoba untuk mengontrol perilaku para pegawai. Dua metode populer adalah pengawasan langsung dan penggunaan peraturan yang diformalisasikan. Meskipun bukan merupakan subsitusi terbaik, peningkatan yang satu akan menurunkan kebutuhan yang lain. Karena biaya pengawasan harus meningkat dengan sangat cepat dalam waktu besaran organisasi berkembang, maka dapat dikatakan bahwa akan terhadap penghematan jika manajemen mencoba untuk mensubstitusi formalisasi untuk pengawasan langsung pada waktu besaran itu meningkat. Bukti mendukung pendapat ini. Peraturan dan penfawasan merupakan aspek dari kontrol. Yang pertama tidak pribadi atau impersonal dan yang kedua membutuhkan aktivitas seperti mengawasi pekerjaan secara ketat dan menginspeksi kuntitas dan kualitas pekerjaan. Pada organisasi kecil, kontrol melalui pengawasan relatif dapat dicapai dengan mudah melalui hubungan tatap muka informal. Tapi ketika organisasi tumbuh, akan lebih banyak bawahan yang perlu diawasi sehinga akan efisien jika bersandar pada peraturan pada peraturan yang melakasanakan kontrol. Oleh karena itu, kita dapat berharap akan terdapat peningkatan peraturan formal dalam organisasi pada waktu besaran organisasi tersebut meningkat. Setelah meninjau kembali literature tentang bersaran-formalisasi, seorang penulis menyatakan dengan tegas bahwa “makin besar organisasi maka makindiformalisasikan perilakunya”. Dengan berambahnya besaran maka akan muncul pula kekacauan internal. Dengan assumsi akan adanya keinginan umum dari manajemen untuk meminimalkan kekacauan tersebut.

Besaran dan Sentralisasi

“Adalah bijaksana untuk menyatakan bahwa tidak mungkin mengkontrol organisasi yang besar dari atas, karena lebih banyak hal yang terjadi daripada yang dapat dihayati oleh seseorang atau sekelompok orang, maka mau atau tidak mau harus ada pendelegasian” tetapi apakah hal tersebut dapat dibuktikan? Seperti telah kita simpulkan tadi, formalisasi akan meningkat dengan meningkatnya besaran. Peraturan ini memungkinkan top manajemen untuk mendelegasikan pengambilan keputusan dan pada saat bersamaan memastikan bahwa keputusan dibuat sesuai dengan keinginan top manajemen. Tapi penelitian tersebut tidak jelas memperlihatkan bahwa besaran akan mengakibatkan desentralisasi. Sebenarnya sebuah tinjauan yang kompeherensif menyimpulkan bahwa hubungan antara besaran dan sentralisasi tidak terlalu berbeda dari nol. Mengapa hal ini tidak jelas? Salah satu kemungkinannya adalah kajian-kajian tersebut mengombinasikan perusahaan bisnis yang dikelola secara profesional dengan yang dikelola oleh pemilik. Keiginan untuk mempertahankan kontrol oleh pemilik kemungkinan akan mengesampingkan kerugian dalam keefektifan organisasi, dengan hasil bahwa tidak ada gerakan ke arah pengambilan keputusan yang didesentralisasi pada saat besaran itu meningkat.


Masalah-Masalah Khusus yang Berhubungan dengan Besaran Organisasi Perdebatan Mengenai Komponen Adminstratif Seperti pada halnya dengan banyak konsep yang telah diperkenalkan, komponen administratif tidak mempunyai definisi yang disepakati secara universal. Meskipun tidak dapat kesepakatan umum mengenai definisi tersebut, kita akan menggunakn yang terakhir. Definisi ini dapat dipergunakan dalam berbagai jenis organisasi dan mencoba mengidentifikasi admiinistrative overhead. Mereka yang memberi kontribusi secara tidak langsung pada pencapaian tujuan organisasi, baik bagian operasional ataupun manajer, menjadi bagian dari komponen administratif.

Argumentasi Korelasi Positif

Tesis dari Parkinson mengatakan bahwa pada dasarnya akan terhadap hubungan yang positif antara besaran organisasi dan komponen administratif. Pada saat besaran organisasi berkembang, komponen administratif relatif bertambah secara tidak proporsional. Dapatkah hubungan tersebut dipertahankan secara intuitif? Pada dasarnya para administrator dan staf bertanggung jawab memberi koordinasi, dan karena koordinasi menjadi makin sukar karena ditingkatkannya jumlah pegawai yang memberi kontribusi secara langsung kepada tujuan organisasi, maka komponen administratifnya dapat diharapkan meningkat melebihi proporsinya dibandingkan penambahan besarannya. Beberapa penelitian mendukung hubungan positif tersebut.


Argumentasi Korelasi Negatif
Di luar data empiris, kelihatannya lebih masuk akal mengharapkan komponen administratif tersebut menurun pada saat besaran meningkat. Kita tidak mengatakan bahwa jumlah absolut dari pegawai pendukung akan menurun tapi lebih banyak sebagai proporsi pada saat besaran itu meningkat. Kesimpulan tersebut didasarkan atas asumsi mengenai efisiensi dari economics of scale. Organisasi tentunya membutuhkan lebih banyak manajer dan staff untuk emungkinkan koordinasi.


Argumentasi Curvilinear

Ada juga bukti yang mengatakan bahwa hubungan besaran dan komponen administrasinya tidak linear. Tapi merupaka curvilinear-komponen administrasinya lebih besar bagi organisasi yang lebih kecil dan lebih besar dibandingkan organisasi yang sedang. Pada saat organisasi-organisasi keluar dari kategori yang kecil mereka merasakan keuntungan dari economics of scale. Tetapi ketika menjadi lebih besar, mereka akan kehilangan keuntungan tersebut dan menjadi demikian kompleks sehingga membutuhkan peningkatan yang cukup mencolok dari komponen administratifnya untuk memungkinkan koordinasi dan kontrol.

Teori Organisasi dan Perusahaan Kecil

Masalah yang Segi Kepentingannya Menurun
Semua variabel struktural kurang begitu penting bagi seorang manajer perusahaan kecil karena variasi pada perusahaan kecil biasanya terbatas. Perusahaan kecil cenderung mempunyai tingkat diferensiasi horisontal, vertikal, dan spatial minimal dan kebanyakan dicirikan oleh formalisasi yang rendah dan sentralisasi yang tinggi. Spesialisasi intern lebih sedikit. Jika suatu keahlian khusus dibutuhkan maka biasanya dibeli dari luar. Diferensiasi vertikal pada perusahaan kecil biasanya rendah dengan alasan yang jelas bahwa struktur demikian cenderung untuk melebar. Demikian juga diferensiasi spatial biasanya rendah karena perusahaan kecil tidak menyebarkan aktivitas mereka secara luas. maka dapat disimpulkan bahwa apabila suatu perusahaan kecil ingin berhasil maka harus mempunyai desain structural yang tepat. Namun sebuah masalah penting adalah perusahaan kecil menghadapi masalah yang berbeda dengan perusahaan besar, oleh karena itu, kita dapat mengharapkan adanya prioritas yang berbeda yang ditujukan pada masalah teori organisasi oleh para manajer perusahaan kecil.

Masalah yang Segi Kepentingannya Meningkat

Masalah teori organisasi yang lebih penting bagi perusahaan kecil adlah kontrol dan pertanggungjawaban, efisiensi, dan ketergantungan terhadap lingkungan. Pemilik perusahaan kecil seringkali bersedia menerima imbalan terhadap kontrol dan pertanggungjawaban. Sebagai pengganti formalisasi, ia cenderung untuk melakuakan kontrol melalui pengawasan dan observasi langsung. Manajer perusahaan kecil adalah pendukung kuat dari “manajemen dengan berkeliling”. Mencapai efisiensi yang tinggi biasanya lebih penting pada perusahaan kecil ketimbang perusahaan besar, dengan alasan yang seerhana bahwa organisasi besar mempunyai lebih banyak slack resources. Slack resources bertindak sebagai peredam untuk mengurangi dampak dari kesalahan. Lingkungan yang dihadapi perusahaan kecil seringkali sangat berbeda dibandingkan yang dihadapi perusahaan yang lebih besar. Makin besar organisasi, maka makin mampu pula ia menggunakan kekuasaannya untuk mengawasi lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada konstituensi seperti pemasok material, pesaing, dan sumber-sumber keuangan. Perusahaan kecil jarang sekali mempunyai pengaruh besar terhadap lingkungannya. Hal ini mempertinggi kebutuhan sistem pemantauan lingkungan organisasi. Perusahaan kecil yang efektif harus mempunyai desain struktural yang memberi kesmpatan untuk memperoleh penilaian yang cepat dan akurat dari lingkungannya dan memungkinkan agar informasi yang diperoleh dapat dengan segera ditangani.