Mendefinisikan Teknologi
Woodward menemukan bahwa:
Hubungan yang jelas antara klasifikasi teknologi tersebut dan struktur selanjutnya dari perusahaan keefektifan organisasi ada kaitannya dengan kesesuaian antara teknologi dan struktur.
Misalnya, tingkatan diferensiasi vertikal meningkat dengan adanya kompleksitas teknis. Tingkat median begi perusahaan yang berada pada kategori unit, mass dan process adalah tiga, empat dan enam. Yang lebih penting dilihat dari sudut keefektifan, perusahaan yang berada pada tingkat di atas rata-rata pada setiap kategori cenderung untuk mengelompok di sekitar median dari kelompok produksi mereka.
Woodward juga mengemukakan bahwa komponen administratif berubah secara langsung berdasarka jenis teknologi, artinya, jika kompleksitas teknologi meningkat, maka demikian juga halnya dengan proporsi personalia administratif dan pendukungnya. Tetapi tidak semua hubungan tersebut bersifat linear. Misalnya, perusahaan dalam kategori mass production mempunyai proporsi pegawai terampil paling kecil dan perusahaan tersebut umumnya mempunyai kompleksitas dan formalisasi yang tinggi, sedangkan perusahaan unit dan proses cenderung mempunyai tingkat dimensi struktural yang rendah.
Suatu analisis yang cermat atas temuan-temuannya menyebabkan Woodwart berkesimpulan bahwa untuk setiap kategori pada skala teknologi dan untuk setiap komponen struktural, terdapat kisaran yang optimal di skitar titik median yang mencakup posisi perusahaan yang lebih efektif. Artinya, pada setiap kategori teknologi, perusahaan yang paling sesuai dengan angka median untuk setiap komponen struktural adalah yang paling efektif.
Perusahaan teknologi mass production sangat didiferensiasi, bersandar pada formalisasi yang ekstensif dan hanya sedikit melakukan pendelegasian wewenang. Baik teknologi unit maupun proses, sebaliknya, distruktur lebih luwes. Fleksibilitas dicapai melalui diferensiasi vertikal yang lebih sedikit, pembagian kerja yang lebih sedikit, dan lebih banyak aktivitas kelompok, lebih banyak tanggung jawab mengenai peran, serta pengambilan keputusan yang didesentralisasi. Formalisasi yang tinggi dan kontrol yang disentralisasi tidak dapat dilaksanakan pada produksi berdasarkan pesanan, dengan teknologi yang tidak rutin yang terdapat pada produksi unit, dan tidak perlu pula pada teknologi proses yang terus menerus yang sangat diotomatisasi dan secara tidak langsung sangat terkontrol.
Dorongan Pertama: penelitian Woodward
Penelitian pertama terhadap teknologi sebagai determinan struktur dapat dirunut balik ke pertengahan 1960-an dan pada karya John Woodward. Penelitiannya, yang berfokus pada teknologi produksi adalah usaha besar pertama yang melihat struktur organisasi dari pespektif teknologi.
Dalam penelitiannya,Woodwrd menemukan bahwa terdapat: 1) hubungan yang jelas antara klasifikasi teknologi tersebut dan struktur selanjutnya dari perusahaan, dan 2) keefektifan organisasi ada kaitannya dengan “kesesuaian” antara teknologi dan struktur. Misalnya, tingkatan diferensiasi vertkal meningkat dengan adanya kompleksitas teknis. Tingkat median bagi perusahaan yang berada pada kategori unit, mass, dan process adalah tiga, empat dan enam. Yang lebih penting, dilihat dari sudut keefektifan, perusahaan yang berada pada tingkat di atas rata-rata pada setiap kategori cenderung untuk mengelompok di sekitar median dari kelompok produksi mereka.
Woodward juga menemukan bahwa komponen administratif berubah secara langsung berdasarkan jenis teknologi, artinya jika kompleksitas teknologi meningkat, maka demikian juga halnya dengan proporsi personalia administasi dan staf pendukungnya. Tetapi tidak semua hubungan tersebut berbentuk linear. Misalnya, perusahaan dalam kategori mass-production mempunyai proporsi pegawai terampil paling kecil dan peruahaan tersebut umumnya mempunyai kompleksitas dan formalisasi yang tinggi, sedangkan perusahaan unit dan proses cenderung mempunyai tingkat dimensi struktural yang rendah.
Suatu analisis yang cermat atas temuan-temuannya menyebabkan Woodward berkesimpulan bahwa untuk setiap kategori pada skala teknologi (unit, mass, process) dan untuk setiap komponen struktural, terapat kisaran (range) yang optimal di sekitar titik median yang mencakup posisi perusahaan yang lebih efektif. Artinya, pada setiap kategori teknologi, perusahaan yang paling sesuai dengan angka median untuk setiap komponen struktural adalah yang paling efektif. Perusahaan teknologi mass-production sangat didiferensiasi, bersandar pada formalisasi yang ekstensif dan hanya sedikit melakuakn pendelegasian wewenang. Baik teknologi unit maupun proses, sebaliknya, distruktur lebih luwes. Fleksibilitas dicapai melalui diferensiasi vertikal yang lebih sedikit, pembagian kerja yang lebih sedikit, dan lebih banyak aktivitas kelompok, lebih banyak tanggung jawab mengenai peran, serta pengambilan keputusan yag didesentralisasi.
Penyelidikan Woodward memperlihatkan adanya hubungan antara teknologi, struktur dan keefektifan. Perusahaan yang kuran lebih mendekati struktur yang khas bagi teknologi adalah yang paling efektif. Perusahaan yang menyimpang dari struktur ideal mereka adalah yang kurang berhasil. Oleh karenanya, Woodward mengatakan bahwa keefektifan adalah fungsi dari suatu kesesuaian teknologi-struktur yang tepat. Oragnisasi yang mengembangkan struktur yang sesuai dengan teknologi adalah yang paling berhasil dibandingkan yang tidak mengembangkannya sesuai dengan teknologi.
Woodward juga berhasil menjelaskan perbedaan antara temuannya dan petunjuk klasik dari para teoritikus manajemen- prinsip ini didasarkan atas pengalaman para teoritikus tersebut dengan organisasi yang menggunakan teknologi mass-production. Perusahaan mass-production tersebut mempunyai garis wewenang yang jelas, formalisasi yang tinggi, proporsi pekerja terampil yang rendah yang dicapai melalui suatu pembagian kerja yang tinggi, rentang kendali yang lebar pada tingkat supervisor, dan pengambilan keputusan yang disentralisasi. Tetapi karena semua organisasi tidak menggunakan teknologi mass-production, prinsip demikian tidak bersifat umum. Dengan demikian penelitian dari Woodward menjadi pertanda awal dari berakhirnya pandangan bahwa ada prinsip universal tentang manajemen dan organisasi.
Teknologi Berdasarkan Pengetahuan:
Kontribusi Perrow
Perrow menyatakan bahwa metode kontrol dan koordinasi harus bervariasi sesuai dengan jenis teknologi. Makin rutin teknologinya, maka makin tinggi organisasi terstruktur. Perrow mengidentifikasikan aspek-aspek utama struktur yang dapat dimodifikasi pada teknologi:
tingkat keleluasaan yang dapat dilakukan untuk meenyelesaikan tugas
kekuasaan kelompok untuk mengontrol tujuan dan stretegi dasar unit
tingkat saling ketergantungan antara kelompok tersebut
tingkat sejauh mana kelompok tersebut turut serta dalam mengkoordinasikan pekerjaan mereka, baik dengan menggunakan umpan balik atau perencanaan dari orang lain.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa cara terbaik menyelesaikan kebanyakan teknologi rutin adalah melalui koordinasi dan kontrol yang distandarisasi. Teknologi tersebut harus dikaitkan dengan struktur yang mempunyai formalisasi maupun sentralisasi yang tinggi. Pada ujung lainnya, teknologi non rutin menuntut fleksibilitas. Pada dasarnya, mereka akan didesentralisasi, mempunyai interaksi tinggi di antara semua anggota dan mempunyai ciri tingkat formalisasi minim. Di tengahnya, craft technology mensyaratkan bahwa pemecahan masalah harus dilakukan oleh mereka yang paling banyak pengalaman dan pengetahuannya. Ini berarti desentralisasi. Dan engineering technology karena mempunyai banyak pengecualian tetapi juga proses pencarian yang dapat dianalisis harus mempunyai pengambilan keputusan yang disentralisasi sambil tetap mempertahankan fleksibilitas melalai formalisasi yang rendah.
Ketidakpastian Teknologi:
Kontribusi Thompson
Implikasi struktural dari kerangka kerja Thompson kurang jelas dibandingkan karya Woodward dan Perrow. Pada dasrnya, setiap teknologi menciptakan semacam saling ketergantungan. Long –linked technology diikuti sequential interdependence prosedurnya sangat distandarisasi dan harus dilaksanakan dalam rangkaian tertentu. Mediating technology mempunyai pooled interdependence dua unit atau lebih masing-masing secara terpisah membantu unit yang lebih besar. Intensive technology menciptakan reciprocal interdependence keluaran dari unit-unit saling mempengaruhi secara timbal balik. Masing-masing interdependence sebaliknya menuntut sejenis kooedinasi yang akan membantu keefektifan organisasi, namun meminimalkan biaya.
Pada umumnya kita dapat menerjemahkan pandangan Thompson ke dalam terminologi struktural. Ia berargumentasi bahwa permintaan terhadap pengambilan keputusan dan komunikasi sebagai akibat dari teknologi meningkat dari mediating ke long-linked lalu ke intensive. Koordinasi mediating technology yang paling efektif adalah melalui peraturan dan prosedur. Long-linked harus didampingi oleh perencanaan dan penjadwalan. Intensive technology membutuhkan mutual adjusment. Ini berarti bahwa:
mediating technology = kompleksitas rendah, formalisasi tinggi
long-linked technology = kompleksitas dan formalisasi moderat
intensive technology = kompleksitas tinggi, formalisasi rendah
Integrasi Tentang Teknologi
Pengaruh Industri dan besaran
Industri menghambat pilihan teknologi. Tetapi organisasi harus mencapai suatu besaran tertentu sebelum kemajuan dapat diperoleh dari keuntungan yang ditawarkan oleh teknologi yang lebih kompleks. Keputusan untuk menerima sebuah teknologi yang kompleks kemungkinan tidak akan diambil sampai organisasi tersebut mencapai besaran yang cukup untuk menggunakan kesempatan yang diberikan oleh economic of scale. Dengan demikian besaran menentukan teknologi, atau bisa juga sebaliknya.
Denominator yang Sama: Kerutinan
Woodward mengidentifikasi tiga jenis teknologi yang masing-masing mewakili suatu tingkat kompleksitas teknologis yang semakin meningkat. Yang paling ekstrim, teknologi unit berhubungan dengan aktivitas yang dibuat atas pesanan atau yang tidak rutin; teknologi proses menjalankan aktivitas yang diotomatisasi dan distandarisasi. Mass technology yang pada dasarnya rutin. Perrow menyajikan dua jeis teknologi yang ekstrim, teknologi yang rutin dan yang tidak rutin. Teknologi “antara” Perrow-engineerring dan crast- juga berbeda dalam kerutinan, yang pertama lebih distandarisasi daripada yang kedua.
Penelitian terhadap teknologi telah berkembang ke beberapa arah, tetapi terdapat tema umum yang mendasarinya. Tentunya, paradigma teknologi dari Woodward, Perrow, Thompson dan yang lain tidak dapat saling disubstitusikan. Berdasarkan tujuan yang tuntutannya tidak terlalu tinggi tersebut, maka upaya upaya mengkonseptualisasikan teknologi sebagai sesuatu yang berbeda.
Tingkat Unit Kerja Versus Tingkat Organisasi
Hampir semua organisasi besar dan juga yang sedang mempunyai teknologi yang beraneka ragam. Membagi rata sub unit tersebut untuk menghasilkan suatu ukuran yang digabungkan atau secara sederhana mengidentifikasi sebuah teknologi tertentu di antara yang banyak dan menamakannya teknologi yang dominan akan menghasilkan kesalahan mengenai kenyataan yang sebenarnya. Kita harus mengharapkan bahwa penelitian yang menilai hubungan teknologi struktur pada tingkat analisis organisasi, di mana terdapat sejumlah besar variasi teknologi di antara sub unit akan menghasilkan ukuran yang merupakan penjumlahan yang tidak akan mempunyai arti.
Penelitian teknologi telah dilakukan pada tingkat organisasi dan unit. Kedua-duanya melihat teknologi sebagai cara yang digunakan untuk melaksanakan tugas, tapi ada yang menganggap organisasi sebagai unit analisis dan yang lain menganggap unit kerja sebagai unit utama. Analisis tingkat organiasi dimulai dengan produk atau jasa utama yang ditawarkan, yang akan memfokuskan kita kepada teknologi konversi yang dominan. Analisis pada tingkat pekerjaan unit dimulai dengan tugas yang dilakukan oleh pegawai individual yang mengakibatkan bahwa kita harus memperhatikan metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas.
Teknologi Manufaktur Versus Teknologi Jasa
Selain menyebabkan masalah karena mencampuradukkan kajian dengan menggunakan berbagai tingkat analisis, para peneliti juga bersalah karena mencampurkan organisasi manufaktur dengan jasa. Ikhisar dari penelitian yang menilai hubungan antara tekonologi dan stuktur menunjukkan bahwa hampir 80 persen dari mereka yang melihat kepada hanya organisasi manufaktur atau jasa mendukung hubungan tersebut. Tapi jika data dari usaha manufaktur dan jasa dikombinasikan, hanya 14 persen mencapai hasil yang mendukung. Hal ini secara tidak langsung menyatakan bahwa mugkin terdapat perbedaan yang nyata antara teknologi yang mendominasi kedua jenis organisasi tersebut. Dengan demikian penelitian yang mengkombinasikan organisasi manufaktur dan jasa lebih kecil kemungkinannya menemukan adanya hubungan yang mencolok antara teknologi dan struktur.
Teknologi dan Struktur
Ada beberapa penemuan yang penting:
Teknologi dan Kompleksitas
Bukti, meskipun kurang meyakinkan, menunjukkan bahwa teknologi rutin positif berhubungan dengan kompleksitas yang rendah. Makin besar rutinisasi, maka makin sedikit jumlah kelompok pemegang jabatan dan makin sedikit pelatihan yang didapat para profesional. Dan sebaliknya teknologi non-rutin kemungkinan membawa kompleksitas yang tinggi. Sedangkan pekerjaan itu menjadi lebih canggih dan lebih disesuaikan dengan keinginan, rentang kendali akan menyempit dan diferensiasi vertikal meningkat.
Teknologi dan Formalisasi
Peninjauan kembali terhadap lima kajian mengenai teknologi menemukan bahwa teknologi rutin secara positif berhubungan dengan formalisasi. Walaupun hanya satu sampel korelasi yang secara statistik dapat dikatakan signifikan, semua yang lain positif, yang mempunyai satu di antara seribu kemungkinan akan terjadi karena kebetulan. Tetapi, jika besaran dikontrol, maka hubungna tersebut akan hilang. Kerutinan secara mencolok dihubungkan dengan keberadaan sebuah manual peraturan, keberadan uraian pekerjaan, dan tingkat sejauh mana uraian pekerjaan tersebut dispesifikasikan. Eknologi rutin mengizinkan manajemen untuk menetapkan peraturan dan peraturan lain yang diformalkan karena cara melakuakn pekerjaan dipahami engan baik dan pekerjaan itu cukup berulang untuk membenarkan biaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem yang diformalkan dengan cara demikian. Teknologi non-rutin membutuhkan sistem kontrol yang mengizinkan adanya kelekuasaan dan fleksibilitas yang lebih tinggi.
Kajian-kajian tersebut secara tidak langsung mengatakan bahwa kita harus berhati-hati dalam menggeneralisasi dampak teknologi terhadap formalisasi. Hubungan tersebut berlaku bagi organisasi yang kecil serta untuk aktivitas yang berada pada atau yang dekat dengan inti operas. Jika inti operasi menjadi lebih rutin, pekerjaan operasionalnya menjadi lebih dapat diperkirakan. Dalam situasi demikian, formalisasi yang tinggi merupakan alat koordinasi yang efisien.
Teknologi dan Sentralisasi
Hubungan teknologi-sentralisasi membuahkan hasil yang tidak konsisten. Argumentasi yang logis adalah bahwa teknologi rutin akan dihubungkan dengan struktur yang disentralisasi, yang akan lebih banyak menyandarkan diri pada pengetahuan seorang spesialis, akan dicirikan oleh wewenang pengambilan keputusan yang didelegasikan.
Kesimpulan yang lebih umum adalah bahwa hubungan teknologi-sentralisasi dilunakkan oleh tingkat formalisasi. Baik peraturan formal maupun pengambilan keputusan yang disentralisasi merupakan mekanisme kontrol, dan manajemen dan mensubstitusikannya dengan yang lain. Teknologi rutin harus dihubungkan dengan kontrol yang disentralisasi jika terdapat peraturan yang minimum. Tetapi, jika formalisasinya tinggi, teknologi rutin dapat diikuti esentralisasi. Dengan demikian, kita dapat memperkirakan bahwa teknologi rutin akan mengakibatkan sentralisasi tetapi hanya jika formalisasinya rendah.
Akhirnya, bukti menunjukkan bahwa teknologi rutin secara positif berhubungan dengan kompleksitas yang rendah dan formalisasi yang tinggi.
Woodward menemukan bahwa:
Hubungan yang jelas antara klasifikasi teknologi tersebut dan struktur selanjutnya dari perusahaan keefektifan organisasi ada kaitannya dengan kesesuaian antara teknologi dan struktur.
Misalnya, tingkatan diferensiasi vertikal meningkat dengan adanya kompleksitas teknis. Tingkat median begi perusahaan yang berada pada kategori unit, mass dan process adalah tiga, empat dan enam. Yang lebih penting dilihat dari sudut keefektifan, perusahaan yang berada pada tingkat di atas rata-rata pada setiap kategori cenderung untuk mengelompok di sekitar median dari kelompok produksi mereka.
Woodward juga mengemukakan bahwa komponen administratif berubah secara langsung berdasarka jenis teknologi, artinya, jika kompleksitas teknologi meningkat, maka demikian juga halnya dengan proporsi personalia administratif dan pendukungnya. Tetapi tidak semua hubungan tersebut bersifat linear. Misalnya, perusahaan dalam kategori mass production mempunyai proporsi pegawai terampil paling kecil dan perusahaan tersebut umumnya mempunyai kompleksitas dan formalisasi yang tinggi, sedangkan perusahaan unit dan proses cenderung mempunyai tingkat dimensi struktural yang rendah.
Suatu analisis yang cermat atas temuan-temuannya menyebabkan Woodwart berkesimpulan bahwa untuk setiap kategori pada skala teknologi dan untuk setiap komponen struktural, terdapat kisaran yang optimal di skitar titik median yang mencakup posisi perusahaan yang lebih efektif. Artinya, pada setiap kategori teknologi, perusahaan yang paling sesuai dengan angka median untuk setiap komponen struktural adalah yang paling efektif.
Perusahaan teknologi mass production sangat didiferensiasi, bersandar pada formalisasi yang ekstensif dan hanya sedikit melakukan pendelegasian wewenang. Baik teknologi unit maupun proses, sebaliknya, distruktur lebih luwes. Fleksibilitas dicapai melalui diferensiasi vertikal yang lebih sedikit, pembagian kerja yang lebih sedikit, dan lebih banyak aktivitas kelompok, lebih banyak tanggung jawab mengenai peran, serta pengambilan keputusan yang didesentralisasi. Formalisasi yang tinggi dan kontrol yang disentralisasi tidak dapat dilaksanakan pada produksi berdasarkan pesanan, dengan teknologi yang tidak rutin yang terdapat pada produksi unit, dan tidak perlu pula pada teknologi proses yang terus menerus yang sangat diotomatisasi dan secara tidak langsung sangat terkontrol.
Dorongan Pertama: penelitian Woodward
Penelitian pertama terhadap teknologi sebagai determinan struktur dapat dirunut balik ke pertengahan 1960-an dan pada karya John Woodward. Penelitiannya, yang berfokus pada teknologi produksi adalah usaha besar pertama yang melihat struktur organisasi dari pespektif teknologi.
Dalam penelitiannya,Woodwrd menemukan bahwa terdapat: 1) hubungan yang jelas antara klasifikasi teknologi tersebut dan struktur selanjutnya dari perusahaan, dan 2) keefektifan organisasi ada kaitannya dengan “kesesuaian” antara teknologi dan struktur. Misalnya, tingkatan diferensiasi vertkal meningkat dengan adanya kompleksitas teknis. Tingkat median bagi perusahaan yang berada pada kategori unit, mass, dan process adalah tiga, empat dan enam. Yang lebih penting, dilihat dari sudut keefektifan, perusahaan yang berada pada tingkat di atas rata-rata pada setiap kategori cenderung untuk mengelompok di sekitar median dari kelompok produksi mereka.
Woodward juga menemukan bahwa komponen administratif berubah secara langsung berdasarkan jenis teknologi, artinya jika kompleksitas teknologi meningkat, maka demikian juga halnya dengan proporsi personalia administasi dan staf pendukungnya. Tetapi tidak semua hubungan tersebut berbentuk linear. Misalnya, perusahaan dalam kategori mass-production mempunyai proporsi pegawai terampil paling kecil dan peruahaan tersebut umumnya mempunyai kompleksitas dan formalisasi yang tinggi, sedangkan perusahaan unit dan proses cenderung mempunyai tingkat dimensi struktural yang rendah.
Suatu analisis yang cermat atas temuan-temuannya menyebabkan Woodward berkesimpulan bahwa untuk setiap kategori pada skala teknologi (unit, mass, process) dan untuk setiap komponen struktural, terapat kisaran (range) yang optimal di sekitar titik median yang mencakup posisi perusahaan yang lebih efektif. Artinya, pada setiap kategori teknologi, perusahaan yang paling sesuai dengan angka median untuk setiap komponen struktural adalah yang paling efektif. Perusahaan teknologi mass-production sangat didiferensiasi, bersandar pada formalisasi yang ekstensif dan hanya sedikit melakuakn pendelegasian wewenang. Baik teknologi unit maupun proses, sebaliknya, distruktur lebih luwes. Fleksibilitas dicapai melalui diferensiasi vertikal yang lebih sedikit, pembagian kerja yang lebih sedikit, dan lebih banyak aktivitas kelompok, lebih banyak tanggung jawab mengenai peran, serta pengambilan keputusan yag didesentralisasi.
Penyelidikan Woodward memperlihatkan adanya hubungan antara teknologi, struktur dan keefektifan. Perusahaan yang kuran lebih mendekati struktur yang khas bagi teknologi adalah yang paling efektif. Perusahaan yang menyimpang dari struktur ideal mereka adalah yang kurang berhasil. Oleh karenanya, Woodward mengatakan bahwa keefektifan adalah fungsi dari suatu kesesuaian teknologi-struktur yang tepat. Oragnisasi yang mengembangkan struktur yang sesuai dengan teknologi adalah yang paling berhasil dibandingkan yang tidak mengembangkannya sesuai dengan teknologi.
Woodward juga berhasil menjelaskan perbedaan antara temuannya dan petunjuk klasik dari para teoritikus manajemen- prinsip ini didasarkan atas pengalaman para teoritikus tersebut dengan organisasi yang menggunakan teknologi mass-production. Perusahaan mass-production tersebut mempunyai garis wewenang yang jelas, formalisasi yang tinggi, proporsi pekerja terampil yang rendah yang dicapai melalui suatu pembagian kerja yang tinggi, rentang kendali yang lebar pada tingkat supervisor, dan pengambilan keputusan yang disentralisasi. Tetapi karena semua organisasi tidak menggunakan teknologi mass-production, prinsip demikian tidak bersifat umum. Dengan demikian penelitian dari Woodward menjadi pertanda awal dari berakhirnya pandangan bahwa ada prinsip universal tentang manajemen dan organisasi.
Teknologi Berdasarkan Pengetahuan:
Kontribusi Perrow
Perrow menyatakan bahwa metode kontrol dan koordinasi harus bervariasi sesuai dengan jenis teknologi. Makin rutin teknologinya, maka makin tinggi organisasi terstruktur. Perrow mengidentifikasikan aspek-aspek utama struktur yang dapat dimodifikasi pada teknologi:
tingkat keleluasaan yang dapat dilakukan untuk meenyelesaikan tugas
kekuasaan kelompok untuk mengontrol tujuan dan stretegi dasar unit
tingkat saling ketergantungan antara kelompok tersebut
tingkat sejauh mana kelompok tersebut turut serta dalam mengkoordinasikan pekerjaan mereka, baik dengan menggunakan umpan balik atau perencanaan dari orang lain.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa cara terbaik menyelesaikan kebanyakan teknologi rutin adalah melalui koordinasi dan kontrol yang distandarisasi. Teknologi tersebut harus dikaitkan dengan struktur yang mempunyai formalisasi maupun sentralisasi yang tinggi. Pada ujung lainnya, teknologi non rutin menuntut fleksibilitas. Pada dasarnya, mereka akan didesentralisasi, mempunyai interaksi tinggi di antara semua anggota dan mempunyai ciri tingkat formalisasi minim. Di tengahnya, craft technology mensyaratkan bahwa pemecahan masalah harus dilakukan oleh mereka yang paling banyak pengalaman dan pengetahuannya. Ini berarti desentralisasi. Dan engineering technology karena mempunyai banyak pengecualian tetapi juga proses pencarian yang dapat dianalisis harus mempunyai pengambilan keputusan yang disentralisasi sambil tetap mempertahankan fleksibilitas melalai formalisasi yang rendah.
Ketidakpastian Teknologi:
Kontribusi Thompson
Implikasi struktural dari kerangka kerja Thompson kurang jelas dibandingkan karya Woodward dan Perrow. Pada dasrnya, setiap teknologi menciptakan semacam saling ketergantungan. Long –linked technology diikuti sequential interdependence prosedurnya sangat distandarisasi dan harus dilaksanakan dalam rangkaian tertentu. Mediating technology mempunyai pooled interdependence dua unit atau lebih masing-masing secara terpisah membantu unit yang lebih besar. Intensive technology menciptakan reciprocal interdependence keluaran dari unit-unit saling mempengaruhi secara timbal balik. Masing-masing interdependence sebaliknya menuntut sejenis kooedinasi yang akan membantu keefektifan organisasi, namun meminimalkan biaya.
Pada umumnya kita dapat menerjemahkan pandangan Thompson ke dalam terminologi struktural. Ia berargumentasi bahwa permintaan terhadap pengambilan keputusan dan komunikasi sebagai akibat dari teknologi meningkat dari mediating ke long-linked lalu ke intensive. Koordinasi mediating technology yang paling efektif adalah melalui peraturan dan prosedur. Long-linked harus didampingi oleh perencanaan dan penjadwalan. Intensive technology membutuhkan mutual adjusment. Ini berarti bahwa:
mediating technology = kompleksitas rendah, formalisasi tinggi
long-linked technology = kompleksitas dan formalisasi moderat
intensive technology = kompleksitas tinggi, formalisasi rendah
Integrasi Tentang Teknologi
Pengaruh Industri dan besaran
Industri menghambat pilihan teknologi. Tetapi organisasi harus mencapai suatu besaran tertentu sebelum kemajuan dapat diperoleh dari keuntungan yang ditawarkan oleh teknologi yang lebih kompleks. Keputusan untuk menerima sebuah teknologi yang kompleks kemungkinan tidak akan diambil sampai organisasi tersebut mencapai besaran yang cukup untuk menggunakan kesempatan yang diberikan oleh economic of scale. Dengan demikian besaran menentukan teknologi, atau bisa juga sebaliknya.
Denominator yang Sama: Kerutinan
Woodward mengidentifikasi tiga jenis teknologi yang masing-masing mewakili suatu tingkat kompleksitas teknologis yang semakin meningkat. Yang paling ekstrim, teknologi unit berhubungan dengan aktivitas yang dibuat atas pesanan atau yang tidak rutin; teknologi proses menjalankan aktivitas yang diotomatisasi dan distandarisasi. Mass technology yang pada dasarnya rutin. Perrow menyajikan dua jeis teknologi yang ekstrim, teknologi yang rutin dan yang tidak rutin. Teknologi “antara” Perrow-engineerring dan crast- juga berbeda dalam kerutinan, yang pertama lebih distandarisasi daripada yang kedua.
Penelitian terhadap teknologi telah berkembang ke beberapa arah, tetapi terdapat tema umum yang mendasarinya. Tentunya, paradigma teknologi dari Woodward, Perrow, Thompson dan yang lain tidak dapat saling disubstitusikan. Berdasarkan tujuan yang tuntutannya tidak terlalu tinggi tersebut, maka upaya upaya mengkonseptualisasikan teknologi sebagai sesuatu yang berbeda.
Tingkat Unit Kerja Versus Tingkat Organisasi
Hampir semua organisasi besar dan juga yang sedang mempunyai teknologi yang beraneka ragam. Membagi rata sub unit tersebut untuk menghasilkan suatu ukuran yang digabungkan atau secara sederhana mengidentifikasi sebuah teknologi tertentu di antara yang banyak dan menamakannya teknologi yang dominan akan menghasilkan kesalahan mengenai kenyataan yang sebenarnya. Kita harus mengharapkan bahwa penelitian yang menilai hubungan teknologi struktur pada tingkat analisis organisasi, di mana terdapat sejumlah besar variasi teknologi di antara sub unit akan menghasilkan ukuran yang merupakan penjumlahan yang tidak akan mempunyai arti.
Penelitian teknologi telah dilakukan pada tingkat organisasi dan unit. Kedua-duanya melihat teknologi sebagai cara yang digunakan untuk melaksanakan tugas, tapi ada yang menganggap organisasi sebagai unit analisis dan yang lain menganggap unit kerja sebagai unit utama. Analisis tingkat organiasi dimulai dengan produk atau jasa utama yang ditawarkan, yang akan memfokuskan kita kepada teknologi konversi yang dominan. Analisis pada tingkat pekerjaan unit dimulai dengan tugas yang dilakukan oleh pegawai individual yang mengakibatkan bahwa kita harus memperhatikan metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas.
Teknologi Manufaktur Versus Teknologi Jasa
Selain menyebabkan masalah karena mencampuradukkan kajian dengan menggunakan berbagai tingkat analisis, para peneliti juga bersalah karena mencampurkan organisasi manufaktur dengan jasa. Ikhisar dari penelitian yang menilai hubungan antara tekonologi dan stuktur menunjukkan bahwa hampir 80 persen dari mereka yang melihat kepada hanya organisasi manufaktur atau jasa mendukung hubungan tersebut. Tapi jika data dari usaha manufaktur dan jasa dikombinasikan, hanya 14 persen mencapai hasil yang mendukung. Hal ini secara tidak langsung menyatakan bahwa mugkin terdapat perbedaan yang nyata antara teknologi yang mendominasi kedua jenis organisasi tersebut. Dengan demikian penelitian yang mengkombinasikan organisasi manufaktur dan jasa lebih kecil kemungkinannya menemukan adanya hubungan yang mencolok antara teknologi dan struktur.
Teknologi dan Struktur
Ada beberapa penemuan yang penting:
Teknologi dan Kompleksitas
Bukti, meskipun kurang meyakinkan, menunjukkan bahwa teknologi rutin positif berhubungan dengan kompleksitas yang rendah. Makin besar rutinisasi, maka makin sedikit jumlah kelompok pemegang jabatan dan makin sedikit pelatihan yang didapat para profesional. Dan sebaliknya teknologi non-rutin kemungkinan membawa kompleksitas yang tinggi. Sedangkan pekerjaan itu menjadi lebih canggih dan lebih disesuaikan dengan keinginan, rentang kendali akan menyempit dan diferensiasi vertikal meningkat.
Teknologi dan Formalisasi
Peninjauan kembali terhadap lima kajian mengenai teknologi menemukan bahwa teknologi rutin secara positif berhubungan dengan formalisasi. Walaupun hanya satu sampel korelasi yang secara statistik dapat dikatakan signifikan, semua yang lain positif, yang mempunyai satu di antara seribu kemungkinan akan terjadi karena kebetulan. Tetapi, jika besaran dikontrol, maka hubungna tersebut akan hilang. Kerutinan secara mencolok dihubungkan dengan keberadaan sebuah manual peraturan, keberadan uraian pekerjaan, dan tingkat sejauh mana uraian pekerjaan tersebut dispesifikasikan. Eknologi rutin mengizinkan manajemen untuk menetapkan peraturan dan peraturan lain yang diformalkan karena cara melakuakn pekerjaan dipahami engan baik dan pekerjaan itu cukup berulang untuk membenarkan biaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem yang diformalkan dengan cara demikian. Teknologi non-rutin membutuhkan sistem kontrol yang mengizinkan adanya kelekuasaan dan fleksibilitas yang lebih tinggi.
Kajian-kajian tersebut secara tidak langsung mengatakan bahwa kita harus berhati-hati dalam menggeneralisasi dampak teknologi terhadap formalisasi. Hubungan tersebut berlaku bagi organisasi yang kecil serta untuk aktivitas yang berada pada atau yang dekat dengan inti operas. Jika inti operasi menjadi lebih rutin, pekerjaan operasionalnya menjadi lebih dapat diperkirakan. Dalam situasi demikian, formalisasi yang tinggi merupakan alat koordinasi yang efisien.
Teknologi dan Sentralisasi
Hubungan teknologi-sentralisasi membuahkan hasil yang tidak konsisten. Argumentasi yang logis adalah bahwa teknologi rutin akan dihubungkan dengan struktur yang disentralisasi, yang akan lebih banyak menyandarkan diri pada pengetahuan seorang spesialis, akan dicirikan oleh wewenang pengambilan keputusan yang didelegasikan.
Kesimpulan yang lebih umum adalah bahwa hubungan teknologi-sentralisasi dilunakkan oleh tingkat formalisasi. Baik peraturan formal maupun pengambilan keputusan yang disentralisasi merupakan mekanisme kontrol, dan manajemen dan mensubstitusikannya dengan yang lain. Teknologi rutin harus dihubungkan dengan kontrol yang disentralisasi jika terdapat peraturan yang minimum. Tetapi, jika formalisasinya tinggi, teknologi rutin dapat diikuti esentralisasi. Dengan demikian, kita dapat memperkirakan bahwa teknologi rutin akan mengakibatkan sentralisasi tetapi hanya jika formalisasinya rendah.
Akhirnya, bukti menunjukkan bahwa teknologi rutin secara positif berhubungan dengan kompleksitas yang rendah dan formalisasi yang tinggi.